Kendati demikian, hal itu harus dipikirkan kembali ketika bencana seperti wabah virus corona menyerang Indonesia, sehingga memerlukan adanya relaksasi program bus listrik.
Syarif menyebutkan bahwa DKI Jakarta memiliki target bahwa pada tahun 2030 seluruh armada TransJakarta sudah menggunakan bus listrik. Kendati demikian di tengah pandemi virus corona, seluruh sendi perekonomian terkena dampak termasuk dengan rencana pengadaan bus listrik.
"Di tengah pandemi ini semuanya mengalami kontraksi ekonomi, dan kita juga harus menyesuaikan kondisi ekonomi di Jakarta, jadi semua itu kita tunda sementara," ungkap Syafrin Liputo dalam sebuah workshop bertema "Kesiapan Industri EV" yang digelar oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), Selasa.
Kendati demikian, target itu tetap digaungkan oleh pemerintah daerah yang saat ini sedang berfokus dengan keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia untuk terbebas dari wabah virus corona.
Baca juga: Kritik bus CNG, DKI Jakarta intip potensi bus listrik
Baca juga: Uji coba bus listrik di Jakarta diapresiasi
"Namun target itu tidak dihilangkan, target itu tetap ada. Tetapi kami relaksasi program itu yang misalnya tahun ini sudah ada 100 bus yang beroperasi, karena COVID-19 kita harus sesuaikan lagi. Kita fokuskan APBD itu untuk penanganan COVID-19 dulu, untuk transportasi itu bisa setelah selesai penanganan COVID-19," kata dia.
Sementara itu, kata dia, saat ini Pemerintah DKI Jakarta, sedang melakukan uji coba bus listrik untuk trayek Balai Kota hingga Blok M. Nantinya acuan dari uji coba ini akan digunakan pada saat semua kendaraan bus listrik sudah berjalan optimal.
"Diharapkan hasil uji coba ini dapat memberikan hasil yang positif antaranya adalah, cara operasional bus listrik yang baik, low cost operational hingga yang terpenting nantinya akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau naik kendaraan umum yakni bus listrik," kata dia.
Dia juga berharap bahwa dengan berbagai uji coba dan juga perkembangan yang ada, implementasi kendaraan listrik di Indonesia dapat segera direalisasikan secara masif dalam waktu dekat.
Dengan memperhatikan berbagai perkembangan, pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta berharap bahwa implementasi kendaraan listrik di Indonesia dapat segera terealisasi secara masif.
Syarif kemudian mengingatkan bahwa untuk dapat mencapai realisasi tersebut, diperlukan komitmen yang kuat tidak hanya dari pemerintah tetapi juga komitmen dari pelaku usaha dan seluruh pemangku kepentingan lainnya agar implementasi bus listrik ini bisa berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
"Jadi jangan hanya getol di awal saja" kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director PT. Kendaraan Listrik Indonesia, Eric Sridjaja Pradjonggo mengatakan kesiapannya untuk mendukung pemerintah mempersiapkan kendaraan bus yang ramah lingkungan.
"Kita juga sanggup untuk membuat bis yang memang dibutuhkan oleh pemerintah, terlebih jika didukung oleh produsen bus lainnya, kita siap bikin 100-500 unit bahkan lebih, kita sebagai industri sudah sangat siap untuk mengembangkan kendaraan bus listrik di Indonesia," kata dia.
Baca juga: Kritik bus CNG, DKI Jakarta intip potensi bus listrik
Baca juga: Uji coba bus listrik di Jakarta diapresiasi
Menurut dia, sebagai pelaku industri bus di Indonesia, para produsen jangan hanya saja berkompetisi menjual unit-unit mereka tetapi alangkah baiknya jika bersama-sama memajukan bis listrik Indonesia secara bersama.
"Kita sebagai produsen juga jangan hanya berkompetisi, tetapi ayo bersama-sama kita majukan bis listrik di Indonesia, karena apa yang kita lakukan ini benar-benar untuk bangsa kita sendiri, Indonesia," ujar dia.
"Kita memiliki kendala pada saat ini adalah harga. Harga bus ini masih mahal. Maka dari itu, ayo kita pikirkan bersama untuk menghasilkan bus yang murah. Karena kan kita sangat memimpikan memiliki public transportation yang aman, nyaman dan murah itu kan yang kita inginkan selama ini," papar dia.
Tidak hanya berhenti disitu, Eric juga menegaskan bahwa sudah seharusnya produsen menghadirkan layanan after sales yang terbaik bagi konsumen mereka yang memang sangat diperlukan nantinya.
"Kami sebagai Agen Pemegang Merek harus dan wajib memberikan fasilitas dari segi after sales yang bagus, dan itu pasti harus kami pastikan ketersediaanya. Terlebih jika memang sudah menjual ke berbagai pelosok tanah air, itu akan kita perhatikan," tegas dia.
Dirinya juga berharap pemerintah akan cepat membangun infrastruktur yang memang diperlukan bagi bis yang memiliki bahan bakar listrik yang nantinya akan memberikan kualitas udara yang cukup baik di Indonesia.
"Jadi kita serahkan lagi ke pemerintah lah kapan infrastruktur akan dibangun, yang pasti kita sebagai industri sudah siap dalam waktu dekat untuk mengangkut dengan menggunakan kendaraan bus yang zero emisi atau ramah lingkungan," tutur dia
Sebagai informasi tambahan, PT Kendaraan Listrik Indonesia adalah APM dari Skywell yang berbasis di China, Skywell sendiri sudah menjual kendaraan mereka sebanyak 600 unit di sembilan negara dan genap menjadi 10 yang berada di Indonesia.
Di China sendiri kendaraan bis listrik ini sudah terjual hingga 2.000 unit bahkan sudah ada yang menggunakan teknologi otonom level 5, yakni kendaraan bis yang sudah dapat berjalan sendiri.
Baca juga: Uji coba bus listrik di Jakarta dilakukan secara ketat
Baca juga: TransJakarta rencanakan 100 bus listrik beroperasi hingga akhir tahun
Baca juga: TransJakarta uji coba bus listrik untuk rekomendasikan pengadaan
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020