Lima mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang tergabung dalam Trash Control Community (TCC) menemukan adanya 54 titik timbunan sampah di sepadan sungai yang selalu menjadi masalah saat banjir di wilayah Bengawan Solo dan Brantas hilir.Kondisi sampah di Gresik sudah mengkhawatirkan karena kami juga menemukan kontaminasi mikroplastik dalam udang dan ikan yang sering dikonsumsi warga
Koordinator riset TCC UINSA, Ziadatur Rizqiah di Gresik, Jawa Timur, Selasa mengatakan selama Agustus 2020 telah dilakukan inventarisasi timbunan sampah di Bengawan Solo, tepatnya di Kecamatan Bungah, Kecamatan Sidayu dan Kecamatan Ujungpangkah.
Sedangkan untuk Kali Brantas, sampling dilakukan di Wringinanom dan Driyorejo.
Tim yang dikoordinasi mahasiswa Biologi semester V itu menemukan lebih dari 54 titik timbunan sampah di sepadan sungai, padahal, sepadan sungai ada larangan dijadikan tempat sampah.
"Oleh karena itu, kami mengusulkan agar Bupati Gresik memrioritaskan penanganan sampah plastik dengan membentuk relawan tim pengontrol hingga memberlakukan patroli sungai," kata mahasiswa asal Sidayu itu.
Pihaknya juga mengusulkan agar Pemkab Gresik membuat regulasi terkait pembatasan penggunaan sampah plastik sekali pakai, misalnya tas kresek, botol minuman, sachet, hingga styrofoam.
“Kondisi sampah di Gresik sudah mengkhawatirkan karena kami juga menemukan kontaminasi mikroplastik dalam udang dan ikan yang sering dikonsumsi warga," katanya.
Ia bersama tim juga sempat mendatangi kantor bupati Gresik untuk melakukan audiensi, namun masih belum terlaksana karena bupati sedang ada kegiatan.
"Rencananya dalam pekan ini kami akan ke Pemkab Gresik lagi sampai bertemu dengan bupati," demikian Ziadatur Rizqiah.
Baca juga: Bupati Gresik minta pemprov prioritaskan penanganan banjir Kali Lamong
Baca juga: Tumpahan Solar PT GDT Cemari Laut Gresik
Baca juga: Empat tewas hanyut di Bojonegoro dan Gresik
Baca juga: BPLH: Laut Gresik Tercemar Minyak HIP
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020