"Berdasarkan hasil kajian para ahli, kereta api merupakan moda yang aman digunakan selama pandemi karena telah menerapkan protokol yang ketat," ujar Manajer Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko dalam keterangannya, Selasa malam.
Menurutnya, berbagai penelitian di Perancis, Jepang, dan Amerika menunjukkan bahwa tidak ada penemuan kluster COVID-19 di transportasi publik KA yang berprotokol kesehatan. Jurnal yang diterbitkan Universitas Oxford juga mengatakan, penyebaran COVID-19 pada pelanggan kereta dapat dicegah dengan menerapkan berbagai protokol pencegahan.
Selain itu, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kereta api menjadi klaster penyebaran COVID-19. Meskipun terdapat himpunan atau kerumunan banyak orang, namun tidak menjadi klaster penyebaran COVID-19 berkat adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Sejumlah KA jarak jauh kembali beroperasi melintasi Daop Madiun
Baca juga: Daop Madiun siap terapkan pedoman normal baru untuk pelanggan kereta
Demikian juga, penelitian yang dilakukan ITB mengungkapkan bahwa transportasi umum tidak menjadi sumber infeksi jika pelanggan mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker, "physical distancing", dan mencuci tangan, serta memberikan perlindungan khusus untuk petugas frontliner.
Ixfan mengatakan seluruh penelitian tersebut selaras dengan yang telah KAI lakukan. Sebab, KAI secara disiplin telah menerapkan protokol kesehatan sesuai standar Gugus Tugas Nasional.
Protokol kesehatan tersebut antara lain, setiap pelanggan KA jarak jauh harus menyertakan surat keterangan bebas COVID-19 dan pelanggan yang akan naik KA juga harus dalam keadaan sehat.
Baca juga: Dokter: Lakukan protokol saat naik kereta cegah terpapar COVID-19
Pelanggan juga wajib menggunakan masker dan menjaga jarak saat di stasiun dan selama perjalanan. Di samping itu, KAI menyediakan wastafel portabel dan cairan pembersih tangan di titik-titik strategis stasiun dan kereta api untuk menjaga agar pelanggan tetap higienis.
"Kami sangat mengikuti rekomendasi dari Gugus Tugas Nasional untuk penggunaan "face shield" sebagai perlindungan tambahan. Face shield kami berikan secara cuma-cuma bagi pelanggan KA jarak jauh," kata Ixfan.
Baca juga: KAI bantah kereta api jadi lokasi paling rentan penularan COVID-19
Baca juga: Epidemiolog: Belum ada laporan kluster transportasi publik COVID-19
Pembersihan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi juga rutin dilakukn KAI dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan. KAI juga menugaskan petugas kebersihan di kereta untuk menyeterilkan bagian dalam kereta yang sering tersentuh oleh pelanggan tiap 30 menit sekali.
KAI mewajibkan petugas yang berinteraksi langsung dengan pelanggan untuk cek kesehatan termasuk suhu tubuh sebelum bertugas. Mereka juga harus memakai APD seperti masker, face shield, dan sarung tangan.
"Kami terus mengampanyekan gerakan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M) kepada seluruh pelanggan dan pegawai," katanya.
Berdasarkan data, KAI Daop 7 Madiun rata-rata telah melayani 5.491 pelanggan per hari pada September 2020. Jumlah penumpang itu naik 7 persen dibanding bulan Agustus yang rata-rata encapai 5.120 pelanggan per hari.
Baca juga: Daop Madiun layani 149.766 penumpang selama Agustus 2020
Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terus tumbuh akan layanan KAI yang dapat diandalkan di tengah pandemi Covid-19.
"Seluruh protokol tersebut kami lakukan untuk menjadikan kereta api sebagai angkutan massal yang aman, nyaman, selamat, dan tetap bisa menjaga kesehatan para pelanggan dan pegawai," kata Ixfan.
Baca juga: Selama Pandemi, jumlah penumpang KA terendah 62 orang sehari
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020