"Penanaman pohon Pinago ini sebagai langkah mitigasi struktural secara partisipatif di Kota Pariaman," kata Direktur Mitigasi Bencana BNPB Jhony Sumbung saat penanaman pohon Pinago di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan pohon tersebut memiliki keunggulan mulai dari usia yang panjang yaitu ratusan tahun serta batang yang kokoh sehingga bermanfaat untuk menghindari terjadinya abrasi serta mengurangi dampak tsunami.
Baca juga: BNPB pasang sistem peringatan dini antisipasi banjir dan longsor
Ia menyampaikan penanaman dan budidaya pohon Pinago tersebut merupakan percontohan sebagai langkah mitigasi bencana berdasarkan kearifan lokal.
"Pohon ini kan khas Pariaman, pohon dengan jenis yang sama juga ada di daerah lain," katanya.
Ia meminta pemeliharaan kelangsungan pohon tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah setempat sehingga tanaman itu terus tumbuh dan dapat menahan abrasi serta mengurangi dampak tsunami di daerah itu.
Menurutnya Pariaman memiliki pantai yang indah sehingga potensi pengembangan pariwisata juga lebih besar namun daerah itu juga berpotensi terjadi bencana tsunami.
Baca juga: BNPB antisipasi kebakaran hutan lahan lebih dini
Sementara itu, Walikota Pariaman Genius Umar mengatakan budidaya pohon Pinago tersebut dilakukan pertama kalinya oleh pihaknya bersama anggota TNI setempat yang hal itu merupakan arahan dari Kepala BNPB Doni Monardo pada tahun lalu.
"Biasanya pohon ini tumbuh secara alami atau terbawa oleh burung ke pantai," kata dia.
Metode penanaman dilakukan dengan cara berlapis sehingga daya tahannya untuk mengurangi dampak tsunami semakin baik.
Ia berharap pohon tersebut ditanam di seluruh pantai Sumatera sehingga dapat mengangkat nama Kota Pariaman sebagai tempat asal pohon itu.
Baca juga: Akademisi ingatkan pentingnya bangunan penahan longsor
Baca juga: BNPB sebut peringatan dini bencana minimalkan korban jiwa
Baca juga: MUI-BNPB edukasi penanganan bencana lewat ceramah
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020