Ekosistem bisnis yang sehat dan kompetitif dapat mendukung BUMN agar mendunia
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan BUMN perlu meningkatkan bisnis secara global agar dapat meningkatkan kinerja operasi, keuangan, dan aset perusahaan.
"BUMN Go Global dibutuhkan agar produk BUMN baik barang maupun jasa dapat dikenal dan dapat diserap oleh pasar global," kata Erick dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan seluruh perusahaan BUMN di luar negeri diharapkan dapat menyatukan kekuatan agar dapat meningkatkan kualitasnya dan dapat memberikan kontribusi yang jauh lebih baik lagi untuk Indonesia.
Ia mengemukakan terdapat 72 kantor cabang atau anak usaha/cucu perusahaan BUMN yang tersebar di seluruh dunia.
BUMN yang tercatat telah melebarkan sayap hingga tingkat internasional itu adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Garuda Indonesia, Sucofindo, Surveyor Indonesia, Wijaya Karya (WIKA), Perusahaan Perdagangan Indonesia, Pertamina, Mind ID, Dirgantara Indonesia, dan Telkom Indonesia.
"Ekosistem bisnis yang sehat dan kompetitif dapat mendukung BUMN agar mendunia," ujar Erick.
Erick Thohir yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengingatkan bahwa BUMN perlu memberikan kontribusi kepada negara secara maksimal khususnya melalui dividen.
"Direksi BUMN wajib meningkatkan kinerja, efisiensi, dan profitabilitas dari masing-masing perusahaan, khususnya BUMN yang berorientasi ekonomi," tegas Erick.
Ia menambahkan kinerja direksi akan dinilai dan dievaluasi berdasarkan kontrak manajemen berbasis indikator kinerja utama (key performance indicators/KPI).
Demi membantu perusahaan dalam mencapai KPI itu, ia menyampaikan, Kementerian BUMN membentuk klasterisasi BUMN.
Erick menyebutkan Wamen BUMN I bertugas mengelola BUMN klaster industri migas dan energi, industri minerba, industri perkebunan dan kehutanan, industri pangan, industri kesehatan, dan klaster industri manufaktur.
Adapun, BUMN klaster jasa keuangan, klaster jasa asuransi dan dana pensiun, telekomunikasi dan media, infrastruktur, logistik, serta pariwisata dan pendukung akan dikelola oleh Wamen BUMN II.
"Klasterisasi BUMN bertujuan untuk mengelompokkan BUMN sesuai dengan jenis bidang usaha utama (core business) serta rantai nilai bisnisnya, guna menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan kompetitif dari hulu ke hilir," jelas Erick.
Sebagai perusahaan milik negara, Erick juga menyampaikan, BUMN patut menjadi model bagi perusahaan-perusahaan lain di Indonesia khususnya dalam tindakan anti suap dan korupsi.
Oleh karena itu, lanjut dia, Kementerian BUMN mewajibkan BUMN untuk mendapat sertifikat ISO 37001 Manajemen Anti Suap.
"Saat ini, terdapat 53 persen dari total seluruh BUMN yang telah mendapat sertifikat ISO 37001," katanya.
Ia mengharapkan agar BUMN yang belum mendapat sertifikat itu dapat memperolehnya sebelum akhir tahun 2020.
Baca juga: Indonesia dorong kerja sama pangan dengan UAE
Baca juga: Erick tegaskan kerja sama dengan Sinovac sebagai transfer teknologi
Baca juga: Neraca dagang positif, Erick ingin Indonesia jadi "market" mandiri
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020