Patty sosis, terbuat dari protein kedelai, adalah produk kedua dari perusahaan asal Silicon Valley setelah burger sapi tiruan yang mereka jual pada 2016.
Dikutip dari Reuters, Kamis, Impossible Foods telah menjual Impossible Sausage di AS tahun ini.
Kepala Eksekutif Pat Brown mengatakan Asia adalah area penting untuk mengembangkan bisnis, memanfaatkan tingkat konsumsi daging babi yang tinggi di benua tersebut.
"Konsumen semakin cepat beralih ke sistem pangan nabati. Ini terjadi di Asia di mana daging babi mendominasi pasar daging," kata dia dalam konferensi pers daring.
Memproduksi makanan dan minuman berbahan dasar nabati tidak terlalu membutuhkan air dan tanah dibandingkan makanan dan minuman dari bahan hewani.
Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, daging babi adalah daging yang paling banyak dimakan di dunia, yakni 36 persen.
David Lee, kepala keuangan Impossible's, mengatakan sosis daging tiruan itu akan dijual di kafe Starbucks Hong Kong, juga restoran-restoran seperti kedai burger Triple O's mulai bulan ini.
Kehadiran sosis nabati ini terjadi lebih dari dua tahun setelah OmniPork dari Hong Kong meluncurkan produk daging babi tiruan di supermarket dan restoran di seluruh kota.
Permintaan makanan berbahan dasar tumbuhan telah melonjak di Asia, kata pemasok, seiring adanya perubahan pola pikir karena kecurigaan ada hubungan antara daging hewan liar dan virus corona, terutama di Hong Kong dan China.
Baca juga: Kebanyakan santap makanan tinggi lemak jenuh bisa kurangi konsentrasi
Baca juga: Amankah menerapkan pola makan vegan pada anak?
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020