TikTok menjadi pusat "badai" diplomatik antara Washington dan Beijing, dan Presiden Donald Trump memberi tenggat waktu untuk berhenti menjalin bisnis dengan perusahaan induk TikTok asal China, ByteDance -- yang didorong untuk menjual operasi aplikasi tersebut ke perusahaan AS.
Walmart telah bergabung dengan Microsoft dalam negosiasi untuk membeli TikTok. Oracle juga dikabarkan tertarik dengan TikTok.
TikTok, yang telah diunduh 175 juta kali di AS dan lebih dari satu miliar kali di seluruh dunia, telah mengajukan gugatan yang menentang tindakan keras dari pemerintah AS tersebut.
Baca juga: TikTok jelaskan situasi di AS dalam memo internal
Baca juga: TikTok akan pindahkan kantor demi operasional
Gugatan tersebut menyatakan bahwa perintah Trump melakukan penyalahan Undang-Undang karena platform tersebut bukan "ancaman yang tidak biasa dan luar biasa."
Trump mengklaim TikTok dapat digunakan oleh China untuk melacak lokasi karyawan pemerintah, membuat dokumen pemerasan, dan melakukan spionase perusahaan.
TikTok, yang digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia untuk membuat video unik berdurasi pendek di ponsel mereka, telah berulang kali membantah tudingan berbagi data dengan Beijing.
Menurut laporan The Journal, pembicaraan antara ByteDance dan AS telah berlangsung selama berbulan-bulan, namun semakin mendesak karena tenggat waktu yang ditetapkan oleh Trump semakin dekat.
Salah satu investor utama TikTok menjadi bagian dari grup yang baru-baru ini bertemu dengan perwakilan dari Central Intelligence Agency untuk membahas keamanan data.
Trump pekan lalu kembali menegaskan permintaannya untuk penjualan TikTok di AS.
"Yah, saya memberi tahu mereka bahwa mereka memiliki waktu hingga 15 September untuk membuat kesepakatan; setelah itu, kami menutupnya di negara ini," kata Trump.
"Dan saya mengatakan bahwa Amerika Serikat harus diberi kompensasi - kompensasi yang layak -- karena kami adalah orang-orang yang membuat ini semua dapat terjadi, jadi kami harus diberi kompensasi."
Para kritikus mengecam seruan Trump kepada pemerintah AS untuk mengambil kompensasi dari kesepakatan itu, dengan alasan bahwa itu tampak tidak konstitusional dan mirip dengan pemerasan.
Sementara itu, ByteDance telah berjanji untuk "secara ketat mematuhi" aturan ekspor baru di China yang berpotensi mempersulit penjualan bisnis seperti yang diminta oleh Trump.
Kementerian perdagangan China menambahkan "penggunaan oleh masyarakat sipil" ke daftar teknologi yang dibatasi untuk ekspor. Peraturan baru tersebut dapat mempersulit ByteDance untuk menjual aplikasi video yang sangat populer itu.
Baca juga: TikTok sedang siapkan ponsel khusus
Baca juga: Pendapatan TikTok Agustus turun 14 persen
Baca juga: TikTok buat program khusus untuk pengiklan
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020