“Ada lahan yang sudah siap untuk digarap kurang lebih 32.000 hektar. Makanya saya memberikan challenge kepada IPB University untuk membantu mengelolanya terutama untuk produksi singkong,” ujar Wamenhan pada kunjungannya ke IPB University di Bogor, Kamis, sebagaimana keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA.
Menurut dia salah satu permasalahan utama komoditas singkong adalah kontinuitas ketersediaan dan kualitas bahan baku. Dengan tersedianya bahan baku secara kontinu, maka kebutuhan terhadap singkong sebagai bahan baku tapioka dan mocaf dapat terpenuhi di skala industri. Untuk itu, Wamenhan meminta IPB University untuk meningkatkan produktivitas singkong dengan treatment teknologi yang presisi.
Tidak hanya singkong, Wamenhan juga meminta IPB University untuk membantu mengembangkan komoditas sagu. Pasalnya, 50 persen sagu secara global ada di Indonesia, tetapi komoditas sagu belum menjadi komoditas unggulan nasional.
Menanggapi permintaan tersebut, Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria yang saat itu didampingi Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan, Prof Dr Erika B Laconi mengaku siap membantu Wamenhan untuk mengembangkan komoditas singkong dan sagu. Tidak hanya dari aspek inovasi dan teknologi, Prof Arif Satria mengatakan siap membantu sumber daya manusianya juga.
“Selain teknologi presisi dan inovasi, IPB University juga siap memberikan dukungan sumber daya manusianya,” ujar Prof Arif Satria.
Rektor juga menjelaskan pihaknya akan mengerahkan alumni-alumni IPB University untuk ikut bersama-sama membantu mengembangkan komoditas singkong dan sagu.
Dari sisi inovasi, IPB University telah berhasil mengembangkan varietas singkong dengan produktivitas tiap pohon mencapai delapan sampai sembilan kilogram. Tidak hanya inovasi untuk budi daya singkong, saat ini IPB University telah menghasilkan inovasi-inovasi berupa produk turunan singkong yang siap dikonsumsi. Inovasi tersebut, antara lain adalah kue pastry yang sepenuhnya terbuat dari tepung singkong.
Pada kesempatan yang sama, rombongan Wamenhan diajak berkunjung ke Science Techno Park (STP) dan Agribusiness Technology Park (ATP) IPB University. Rombongan juga diajak melihat proses pembuatan kue pastry dari bahan singkong di Botany Bakery IPB University.
IPB University telah melakukan serangkaian langkah menghasilkan inovasi-inovasi dari bahan lokal seperti CATALYST : Varian Ubi Kayu Penghasil Mocaf, Rompi Anti Peluru dari limbah tandan kosong kelapa sawit, Biskuit Clarias dari tepung ikan lele, dan sempolet instan dari sagu.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020