Seribu Penderita Kusta Tanam Bakau

31 Januari 2010 16:27 WIB
Seribu Penderita Kusta Tanam Bakau
Tanam bakau/ilustrasi. (ANTARA/Basrul Haq)
Surabaya (ANTARA News) - Sedikitnya seribu penderita penyakit kusta memperingati Hari Kusta se-Dunia dengan menanam bakau di areal Ekowisata Mangrove, Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.

Peringatan Hari Kusta se-Dunia itu dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Wali Kota Surabaya Bambang D.H., para pejabat di lingkungan Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya, serta para petinggi TNI/Polri.

"Saya bangga bisa berkumpul dengan para penderita kusta. Mereka ternyata punya kepercayaan diri dan memiliki sejumlah keterampilan," kata Wagub Jatim.

Menurut dia, kegiatan tersebut perlu dilestarikan untuk menghilangkan stigma dan anggapan negatif terhadap para penyandang kusta.

Ia mengemukakan, penderita kusta di Indonesia setiap tahunnya mencapai sekitar 17.000 orang dan menduduki peringkat ketiga sedunia, sedangkan Jatim menyumbang 30 persen dan menduduki peringkat pertama nasional.

"Kalau gubernur, wakil gubernur, wali kota, TNI Polri atau masyarakat umum menanam mangrove itu sudah biasa dan umum. Tapi kalau penderita kusta ikut menanam, baru itu luar biasa," kata Wagub didampingi istrinya, Ummu Fatma Saifullah Yusuf.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada para penderita kusta untuk tidak merasa rendah diri dalam bergaul dengan masyarakat. "Karena kalau hidup kita bermanfaat bagi orang lain, itu lebih mulia daripada orang lain. Dan juga saya berpesan kepada masyarakat di Jatim apabila ada yang menemukan gejala penyakit kusta segera membawanya ke rumah sakit," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Indonesia (Permata) Bahrul Fuad, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengahapus stigma dan pandangan negatif masyarakat terhadap penderita kusta.

Kegiatan itu juga untuk memperlihatkan kemampuan para penderita penyakit kusta. "Kami berharap masyarakat tidak takut lagi dengan kusta. Kami juga ingin masyarakat berkarya bersama penderita kusta tanpa ada membeda-bedakannya," katanya.
(*)

Pewarta: handr
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010