Saat sedang tidak dipakai, tiga toilet umum ini terlihat tembus pandang, dengan kaca warna ungu untuk toilet pria, merah muda untuk toilet perempuan dan warna kuning untuk toilet yang bisa dipakai difabel atau orangtua yang ingin mengganti popok bayi.
Dinding kaca menjadi transparan berkat arus listrik yang mengalir. Ketika pintu dikunci, arus listrik terputus sehingga pengguna toilet bisa buang hajat tanpa takut dilihat dari luar. Ini artinya pengguna toilet tak perlu takut bisa diintip jika listrik tiba-tiba terputus.
Dilansir AFP, toilet transparan ini bagian dari proyek Nippon Foundation yang menugaskan sejumlah arsitek terkemuka untuk merancang ulang fasilitas umum.
Toilet transparan di Yoyogi Fukamachi Mini Park adalah karya arsitek Shigeru Ban yang ingin mengatasi beberapa kekhawatiran orang mengenai toilet umum, kata pejabat komunikasi Nippon Foundation Kana Saji.
"Dengan membuat toilet tembus pandang, kita bisa mengurangi kekhawatiran orang tentang kebersihan, juga keamanan, karena kau bisa lihat tidak ada orang yang bersembunyi di dalamnya," katanya kepada AFP.
Dan salah satu warga setempat, Masataka Tsuchigami (55) mengatakan dia percaya kepada teknologi di balik dinding transparan, dan tidak khawatir dunia tiba-tiba bisa melihatnya buang hajat di dalam toilet.
"Jika skenario terburuk terjadi, takkan parah-parah amat, kita semua kan lahir tanpa busana!"
Baca juga: Padu budaya Indonesia-Jepang, kantor TOTO raih penghargaan arsitektur
Baca juga: Tips aman gunakan toilet umum selama pandemi COVID-19
Baca juga: Cegah COVID-19 di toilet, tutup kloset sebelum disiram
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020