Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil, Jumat mengatakan, setiap harinya, seorang relawan itu dilakukan pemantauan secara ketat. Menurutnya selama sembilan hari pemantauan, kondisi relawan itu dalam keadaan baik.
"Hasil pemeriksaan apus hidung (tes usap) positif bukan berasal dari tim penelitian, tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah dan perlu dilanjutkan dengan pengawasan ketat. Selama sembilan hari pengawasan kondisi yang bersangkutan dalam keadaan baik," kata Kusnandi dalam keterangannya di Bandung.
Dia menjelaskan, kronologi seorang relawan yang kini diketahui positif COVID-19 itu diduga akibat berpergian ke luar kota. Relawan itu, kata dia, sudah menempuh fase penyuntikan vaksin atau plasebo pertama dan kedua yang dilakukan tim riset Unpad.
"Karena ada riwayat ke luar kota, oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif," kata Kusnandi.
Dalam uji klinis ini, ia menjelaskan ada dua kelompok relawan dari keseluruhannya. Dua kelompok itu, ada yang mendapatkan vaksin dan ada yang mendapatkan plasebo.
Namun pada prosesnya, relawan itu tidak diberitahu apakah disuntikkan plasebo atau vaksin. Sehingga meskipun sudah menempuh proses penyuntikan, ia mengimbau kepada seluruh relawan agar tetap mengutamakan protokol kesehatan COVID-19.
"Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind atau tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin. Pada yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat dua pekan pascasuntikan kedua," katanya.
Baca juga: Tim Riset: 248 orang sudah disuntik vaksin COVID-19 Sinovac
Baca juga: Tim Riset Unpad mulai uji klinis vaksin COVID-19 gelombang kedua
Baca juga: Tim Riset Unpad jelaskan kriteria agar vaksin Sinovac lolos uji klinis
Baca juga: Tim riset sudah tes usap 21 orang relawan uji vaksin COVID-19
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020