• Beranda
  • Berita
  • Rupiah akhir pekan ditutup jatuh, terseret sentimen PSBB Jakarta

Rupiah akhir pekan ditutup jatuh, terseret sentimen PSBB Jakarta

11 September 2020 16:42 WIB
Rupiah akhir pekan ditutup jatuh, terseret sentimen PSBB Jakarta
ILUSTRASI: Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/am.

Pasar masih merespon negatif pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada Rabu malam lalu tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September nanti

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup melemah, masih terseret sentimen akan diberlakukannya kembali kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Rupiah Jumat sore ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen menjadi Rp14.890 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.855 per dolar AS.

"Pasar masih merespon negatif pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada Rabu malam lalu tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September nanti," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Ketua Banggar DPR ingatkan dampak PSBB DKI terhadap pasar keuangan

Dari eksternal, kasus COVID-19 global terus meningkat dan membuat harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat belum bisa berwujud. Ada lebih dari 28 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia pada 11 September 2020, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Sementara itu potensi Brexit tanpa kesepakatan terus mengemuka setelah Uni Eropa mengancam akan melakukan tindakan hukum terhadap Inggris.

Baca juga: Negosiasi dagang EU terhenti, Brexit mungkin akan tanpa kesepakatan

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.900 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.890 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.979 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.871 per dolar AS.

Baca juga: Sri Mulyani lebarkan defisit anggaran 2021 capai 5,7 persen

Baca juga: Belanja negara 2021 naik, Sri Mulyani: Ada kenaikan subsidi energi

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020