"Selama pandemi COVID-19 ini, Kementerian PUPR telah bertekad untuk berperan aktif dalam mewujudkan ketersediaan air yang berkelanjutan dan pengelolaan sanitasi serta kesehatan lingkungan melalui sejumlah program," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menteri Basuki mengatakan, program pertama terkait pengelolaan air dan pertanian yang saat ini tengah dikerjakan bersama Kementerian Pertanian adalah pengembangan Food Estate pada sekitar 165.000 hektar di kawasan eks-PLG Provinsi Kalimantan Tengah.
"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman kekeringan dan krisis pangan di masa mendatang," ujarnya.
Baca juga: Soal lahan teratasi, Menteri PUPR optimis Tol Cisumdawu rampung 2021
Program kedua terkait pengelolaan air yang juga penting dan tidak boleh diabaikan adalah pengurangan risiko bencana banjir.
"Pada tahun 2020 beberapa bencana banjir di sejumlah wilayah Indonesia telah menimbulkan kerusakan yang cukup serius termasuk merusak sejumlah bangunan infrastruktur," kata Menteri PUPR tersebut.
Selanjutnya, dalam mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDG), Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR terus mendorong terwujudnya program 100-0-100 yaitu 100 persen akses universal air minum, nol persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.
Di tengah Pandemi COVID-19, sejumlah target infrastruktur SDA akan terus dilanjutkan dengan memperhatikan protokol kesehatan, sebab pencapaian program ketahanan pangan membutuhkan dukungan ketahanan air.
"Pembangunan infrastruktur SDA antara lain pembangunan 61 bendungan pada 2020-2024, rehabilitasi 2,5 juta hektar irigasi, konstruksi 500 ribu ha jaringan irigasi baru, pembangunan 2.000 km pengendali banjir dan pengaman pantai," kata Menteri Basuki.
Baca juga: PUPR libatkan pengusaha lokal bangun infrastruktur "food estate"
Pertemuan Menteri bidang Pertanian dan Pengelolaan SDA negara-negara G-20 pada tahun 2020 fokus pada dampak ketahanan pangan, juga pentingnya air bersih, sanitasi dan pengelolaan sampah dalam menghadapi Pandemi COVID-19.
G-20 sendiri merupakan kelompok negara-negara yang mempunyai peranan untuk menghadapi krisis ekonomi dalam tata kelola finansial global. Indonesia telah menjadi anggota G-20 sejak dibentuk tahun 1999.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020