Positif COVID-19 jadi 218.382, 155.010 sembuh

13 September 2020 17:14 WIB
Positif COVID-19 jadi 218.382, 155.010 sembuh
Tenaga medis beraktivitas di halaman tower lima Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Jumat (11/9/2020). Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 berencana membuka Tower lima yang berkapasitas 886 kamar atau sekitar 1.772 tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 tanpa gejala guna melakukan isolasi mandiri. ANTARA FOTO/Ariella Annasya/gp/foc.
Sebanyak 218.382 orang terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19 setelah mengalami pertambahan 3.636 per 13 September 2020, sementara 155.010 pasien sembuh setelah bertambah 2.552 orang.

Berdasarkan pembaruan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, pasien meninggal juga bertambah 73 orang sehingga total korban tutup usia karena infeksi virus corona jenis baru SARS-CoV-2 menjadi 8.723 orang.

Dalam satu pekan terakhir, tambahan jumlah positif COVID-19 tergolong tinggi, terutama di DKI Jakarta yang segera menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penularan virus corona jenis baru itu.

Sementara pada Selasa (8/9) jumlah tambahan positif corona itu sebanyak 3.046, Rabu (9/9) sebanyak 3.307, Kamis (10/9) 3.861, Jumat (11/9) 3.737, Sabtu (12/9) 3.806 dan Minggu 3.636.

Dengan tambahan itu membuat Indonesia berada di posisi 23 dunia jumlah positif corona. Total penderita corona seluruh dunia saat 28.329.790 orang dan 911.877 orang meninggal.

Baca juga: Menko Airlangga: Realisasi PEN UMKM 91,4 persen, kesehatan 31,6 persen

Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah terinfeksi tertinggi, yaitu 6.341.309 orang, disusul India (4.659.984) dan Brasil (4.238.446).

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan PSBB di DKI Jakarta merupakan bagian dari “rem dan gas” atau pengendalian penularan virus corona jenis baru itu secara seimbang.

Baca juga: Erick Thohir tidak ingin Pilkada jadi gelombang ketiga COVID

“Ini bagian dari gas dan rem,” kata Wiku dalam jumpa persnya di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan pengendalian COVID-19 harus dilakukan secara seimbang dengan mempertimbangkan faktor ekonomi serta kesehatan.

Baca juga: Menko Airlangga targetkan RI dapat 290 juta dosis vaksin tahun depan

Keseimbangan pengendalian, kata dia, merupakan bagian dari adaptasi kebiasaan baru.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020