"Alhamdulillah sekarang bisa berobat pakai JKN-KIS. Setiap ke Puskesmas tidak pernah bayar, cukup bayar iuran saja Rp25.500 setiap bulan. Tidak seberapa, tetapi manfaatnya besar," kata Komala, dikutip dari siaran pers Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Layanan JKN yang tak terhenti di kala pandemi
Baca juga: Layanan digital mobile JKN jadi solusi di tengah pandemi
Komala sudah delapan tahun mengidap penyakit asma yang merupakan penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernafasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran nafas yang menimbulkan sesak atau sulit bernafas.
Sejak tiga tahun lalu, Komala menjadi peserta JKN-KIS. Dia bersyukur karena BPJS Kesehatan tidak lagi membuatnya risau terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat.
"Setiap berobat ke Puskesmas atau rumah sakit, saya selalu disambut hangat oleh petugas kesehatan. Pelayanan yang diberikan sama saja dengan pasien pada umumnya," tuturnya.
Dengan asma yang diidapnya, Komala akan mengalami kesulitan bernafas, nyeri dada, dan batuk bila sedang kambuh. Sebagai lanjut usia, Komala juga termasuk salah satu kelompok rentan terhadap penularan COVID-19.
Karena itu, kesehatan Komala harus selalu terjaga agar tidak mudah tertular virus corona penyebab COVID-19. Dia harus rutin berobat dan memeriksakan diri ke Puskesmas.
Baca juga: Peserta akui dapat manfaat besar JKN setelah 4 tahun jalani cuci darah
"Saya berharap BPJS Kesehatan terus maju agar anak dan cucu-cucu saya juga dapat merasakan manfaatnya," katanya.
BPJS Kesehatan melakukan kunjungan Mobile Customer Service di Desa Girimulya, Kecamatan Pacet.
Selain memberikan pelayanan kesehatan, petugas BPJS Kesehatan juga mengimbau kepada para peserta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan 3D, yaitu disiplin mencuci tangan, disiplin memakai masker, dan disiplin menjaga jarak.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020