• Beranda
  • Berita
  • Kemendikbud : "Ijon" siswa SMK selaras dengan "pernikahan massal"

Kemendikbud : "Ijon" siswa SMK selaras dengan "pernikahan massal"

14 September 2020 17:59 WIB
Kemendikbud : "Ijon" siswa SMK selaras dengan "pernikahan massal"
Kerja sama pemerintah provinsi Jawa Tengah dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang didalamnya termasuk pengembangan sistem "ijon" siswa SMK di Jawa Tengah, Senin (14/9). (ANTARA/HO- Humas Kemendikbud)

Sistem ijon merupakan perwujudan konsep cerdas dan taktis

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan konsep "ijon" siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selaras dengan kebijakan "pernikahan massal".

"Sistem ijon merupakan perwujudan konsep cerdas dan taktis yang merangkum minimal empat strategi dasar "pernikahan massal" yang diharmonisasikan dengan pemaknaan kearifan lokal yang mudah dipahami dan dicerna oleh seluruh pihak dan pemangku kepentingan," ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Wikan mengapresiasi kerja sama pemerintah provinsi Jawa Tengah dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang di dalamnya termasuk pengembangan sistem "ijon" siswa SMK.

"Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi seluruh pimpinan pemerintah provinsi yang turut mempercepat implementasi tuntas kebijakan dan gerakan "pernikahan massal" dunia pendidikan dengan dunia industri serta dunia kerja (IDUKA), yang digalakkan kembali, termasuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi," tambah dia.

Baca juga: Kemendikbud dorong "pernikahan massal" SMK dengan industri

Baca juga: Kemendikbud : Negara maju diukur dari pendidikan vokasinya


Dia menambahkan sistem "ijon" yang didorong agar terwujud di KIK sangat selaras dengan beberapa strategi dasar "pernikahan massal" yang dilakukan bersama oleh satuan pendidikan vokasi dengan IDUKA, yaitu sinkronisasi kurikulum, menghadirkan guru atau tamu dari kalangan industri minimal 50 jam per prodi dalam setiap semesternya, program magang atau prakerin minimal satu semester di IDUKA, serta uji kompetensi atau sertifikasi kompetensi bagi seluruh lulusan vokasi, dan bagi guru dan dosen vokasi.

Wikan berharap sinergi semua pemangku kepentingan akan mempercepat dampak positif dan signifikan sehingga dapat melahirkan lulusan vokasi yang kompeten dan unggul.

"Lulusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan IDUKA, yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa."

Wikan menambahkan "pernikahan massal" akan menguntungkan seluruh pihak, khususnya pihak IDUKA, serta masa depan dan karir lulusan di dunia kerja.

Baca juga: Kemendikbud : Program "Pernikahan Massal" untungkan dunia industri

Baca juga: Kemendikbud minta kampus vokasi lakukan transformasi

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020