Hal tersebut terlihat dalam acara penerimaan kepulangan 169 orang peserta magang angkatan 166 yang dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri Cevest Bekasi, Kamis.
Mereka langsung disambut dengan tawaran lowongan pekerjaan dengan gaji yang cukup menggiurkan begitu tiba kembali di tanah air.
"Para peserta magang itu telah memiliki kompetensi dan sikap kerja serta pengalaman kerja yang dibutuhkan oleh pasar kerja di dalam negeri. Oleh karena itu berbagai perusahaan industri, terutama industri manufaktur, mesin dan bangunan, berminat untuk merekrutnya," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenakertrans, Masri Hasyar yang menyambut kepulangan mereka.
Masri Hasyar mengatakan perusahaan-perusahaan asal Jepang yang ada di Indonesia memang sangat berminat terhadap eks peserta magang.
Peserta magang juga memiliki nilai tambah berupa penguasaan bahasa Jepang, pemahaman adat budaya serta etos kerja yang baik.
Pada kesempatan tersebut, tidak kurang 12 perusahaan yang langsung mengadakan wawancara rekrutmen kerja bagi 169 eks peserta magang di Cevest Bekasi.
Perusahaan tersebut antara lain PT, Chiyoda Kogyo Indonesia, Fuji Mold, Honda Trading Indonesia, Ihara MFG Indonesia, Indonesia Nippon Steel Pipe, Manabu Indonesia. Mandom Indonesia, Mitsubitsi Heavy Industries, Oerlikon Balzerartoda Indonesia, Sankyo Indonesia, SEC Indonesia dan Sri Tokai Indonesia
Program kerja magang di Jepang ini merupakan kerja sama Depnakertrans dengan IMM (International Manpower Development of Medium and Small Enterprises) Jepang.
Dari hasil kerja sama yang dilakukan sejak 1993 itu hingga 2009 telah diberangkatkan ke Jepang sebanyak 29.594 orang pemagang.
Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi pemuda Indonesia di bidang industri dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta meningkatkan etos kerja.
Para peserta magang berasal Jawa Tengah, Sumatra Utara, Bengkulu, Jawa Barat, D. I. Yogyakarta, Lampung, DKI Jakarta serta beberapa orang dari program kerja sama Indonesia- Jepang.
Sebelum berangkat magang ke Jepang, para peserta magang mengikuti berbagai program pelatihan yang dapat disesuaikan minat dan bakat peserta, diantaranya adalah mekanik, ahli elektronik, las listrik, bangunan, perkayuan, pabrik makanan dan sebagainya.
Sedangkan bagi peserta yang tidak berminat bekerja di perusahaan Industri, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mendorong para eks peserta magang Jepang untuk membuka usaha sendiri secara mandiri atau berwirausaha untuk membuka lapangan kerja sendiri..
Masri mengatakan pemerintah akan memberikan pembinaan lanjutan bagi eks peserta magang yang akan berwirausaha sesuai dengan keahliannya selama magang di Jepang. Pada tahap awal mereka akan mengukuti seminar, konsultasi, pelatihan dasar dan pendampingan usaha.
"Saat ini Kemenakertrans telah bekerja sama dengan Kementerian Negara Koperasi dan UKM serta Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) untuk melaksanakan program lanjutan bagi peserta yang berminat untuk membuka usaha secara Mandiri," katanya.
Selain itu, Kemenakertrans pun akan bekerja sama dengan yayasan Ciputra untuk mengembangkan pemahaman dan pengetahuan sekaligus melakukan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat.
Sehingga akan tercipta semakin banyak wirausaha baru dengan berbagai profesi dan keahlian
Nantinya, kata Masri, Kemenakertrans dan pihak pengusaha nasional Ciputra akan menjalankan dua rencana strategis, yakni memberikan pelatihan kepada para instruktur dan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat sehingga pengembangan wirausaha profesional akan bertambah banyak dan mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia
Hadir dalam acara ini, Direktur Bina Pemagangan Mulyanto, Deputi pengembangan SDM kementerian Koperasi dan UKM, Muhammad Taufik, Staf Khusus Menakertrans Anton, Direktur IMM Japan Jakarta, Kepala BBPLKLN Cevest Edy Dawud, dan Kepala Pusat Humas Kemenakertrans, Sumardoko. (N006/K004)
Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010