• Beranda
  • Berita
  • Satgas sebut PSBM efektif tekan mobilitas penduduk di zona merah

Satgas sebut PSBM efektif tekan mobilitas penduduk di zona merah

15 September 2020 20:09 WIB
Satgas sebut PSBM efektif tekan mobilitas penduduk di zona merah
Satgas sebut PSBM efektif tekan mobilitas penduduk di zona merah. ANTARA/ Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden.

Dan ini diharapkan pada provinsi-provinsi prioritas tersebut betul-betul bisa dilakukan pengendalian terbaik

Juru Bicara Satgas Penanganan COVUD-19 Wiku Adisasmito mengatakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) yang banyak dibicarakan di tengah-tengah masyarakat efektif menekan mobilitas penduduk di zona merah.

Wiku saat menjawab pertanyaan media dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Selasa, menyebut apabila ada kluster atau sekumpulan kasus teridentifikasi pada wilayah-wilayah lebih kecil dari kabupaten/kota, misalnya kecamatan, kelurahan atau RT/RW tertentu, maka itu bisa dilakukan pengendalian langsung.

Sehingga pada daerah itu tidak terjadi mobilitas penduduk ke daerah lainnya dan penanganannya bisa fokus pada daerah dengan komunitas tersebut.

"Dan ini diharapkan pada provinsi-provinsi prioritas tersebut betul-betul bisa dilakukan pengendalian terbaik, dengan kerja sama seluruh aparat baik dari pemerintah daerah maupun dari Polri dan TNI, sehingga dapat ditangani dengan tuntas," tegasnya.

Selain itu Wiku juga menjelaskan kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta saat ini. Melihat dalam 5 pekan terakhir, kondisi peta zinasinya berada di zona merah (merah) dan oranye (sedang). Saat ini ada pembatasan-pembatasan ketat yang dilakukan Pemda DKI Jakarta.

"Kita lihat kondisi seperti itu akhir dilakukan pembatasan lebih ketat agar kondisinya bisa terkendali lebih baik. Ini adalah proses yang harus dilakukan, perlu adanya gas dan rem, yaitu memastikan apabila kasusnya meningkat dan mulai tidak terkendali dan berjalan cukup lama, maka perlu pengetatan pada aktivitas tertentu yang berkontribusi pada peningkatan kasus tersebut.

Maka perlu dilakukan melalui proses pertama, pra kondisi, waktu, prioritas, koordinasi pusat dan daerah dimana Satgas Penanganan COVID-19 terlibat sehingga dilakukan pengetatan yang lebih pada DKI Jakarta.

"Dan ini tidak tertutup juga untuk seluruh daerah di Indonesia apabila kondisinya yang zona merahnya berlangsung selama beberapa Minggu. Ini adalah alarm, maka harus dilakukan reaksi pengendalian yang lebih ketat," tegas Wiku.

Karena itulah Presiden Joko Widodo menugaskan Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo bekerjasama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk terlibat dalam penanganan hingga ke tingkat daerah.

Ia mengingatkan masyarakat untuk menyadari bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir. Pemerintah pusat dan daerah termasuk masyarakatnya harus bekerja sama disiplin menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan yang tidak terkendali.

"Semakin banyak yang bisa menjalankan protokol kesehatan secara konsisten, maka itu adalah kunci kita menekan kasus yang ada," katanya.

Baca juga: DKI bentuk 25 tim pengawas protokol kesehatan di perkantoran
Baca juga: Pemkot Bogor resmi perpanjang PSBM mulai Selasa

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020