Pemerintah menyerap dana Rp9,5 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp20,79 triliun.Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS02032021 sebesar Rp0,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,13281 persen
Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini melebihi target indikatif Rp8 triliun.
Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS02032021 sebesar Rp0,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,13281 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 2 Maret 2021 ini mencapai Rp1,99 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 3,03 persen dan tertinggi 3,5 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS027 sebesar Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,5369 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini mencapai Rp2,13 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,46 persen dan tertinggi 5 persen.
Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,22789 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp3,41 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,18 persen dan tertinggi 5,56 persen.
Untuk seri PBS025, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,12495 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2033 ini mencapai Rp7,31 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,093 persen dan tertinggi 7,34 persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,53125 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp5,92 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,53 persen dan tertinggi 7,81 persen.
Baca juga: Kemenkeu ingin APBN dibiayai dari domestik, Sukuk Ritel jadi andalan
Baca juga: Anggota DPR: Sukuk Negara percepat pembangunan infrastruktur
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020