Delapan rumah makan ditutup akibat langgar PSBB

15 September 2020 21:26 WIB
Delapan rumah makan ditutup akibat langgar PSBB
Petugas Satpol PP melakukan penertiban area kantin yang menyediakan makan di tempat saat razia penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di kawasan Cakung, Jakarta, Selasa (15/9/2020). Razia tersebut untuk memastikan masyarakat mematuhi dan tertib terhadap aturan yang berlaku selama PSBB Total DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Delapan rumah makan di wilayah Jakarta 
ditutup oleh Satpol PP Pemerintah Provinsi DKI akibat melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena nekat membuka layanan makan dan minum di tempat.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin di Balai Kota Jakarta, Selasa, mengatakan, mereka baru pertama kali melanggar sehingga jenis sanksinya berupa penutupan operasi selama 1x24 jam pada 15 September 2020.

Sanksi itu sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 79 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019.

"Dari laporan yang dilakukan anggota kami di lapangan ada delapan tempat. Rinciannya di Restoran Upnormal Rawamangun, Rumah Rakan Bandar Condet, Rumbo S’tar dan Kafe Rock, rumah makan padang, nasi uduk dan lain-lain," kata Arifin

Dengan begitu, mereka baru diizinkan beroperasi kembali mulai Rabu (16/9) besok.

Arifin mengatakan jumlah restoran dan tempat usaha yang melanggar terus berkurang. Artinya tingkat kesadaran mereka mengenai pentingnya protokol kesehatan COVID-19 semakin membaik.

"Hari ini saya dengan anggota di jajaran provinsi kembali melakukan rencana aksi operasi lagi dan berlanjut untuk 14 hari ke depan," ujar Arifin.

Baca juga: DKI Jakarta tutup delapan perusahaan
Baca juga: Jakarta Pusat segera tutup UMKM kuliner yang langgar PSBB
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur menutup secara paksa dua warung makan dan restoran di kawasan Pulogadung sebab memfasilitasi konsumen makan di tempat, Selasa (15/9/2020). (ANTARA/HO-Satpol PP Jaktim)
Arifin mengingatkan pengelola restoran, rumah makan atau tempat usaha lainnya untuk meniadakan layanan makan dan minum di tempat.

Dengan adanya layanan itu, dianggap dapat memicu perkumpulan orang sehingga berpotensi terjadinya penularan COVID-19 antarpengunjung yang sarat dengan berbagai aktivitas kontak sosial dengan berpotensi terjadinya penularan akibat sebaran partikel kecil dari saluran pernafasan (droplet).

"Kami minta kepada restoran, rumah makan atau kafe untuk menyediakan layanan pesan antar atau melalui daring, bukan layanan makan di tempat," ucap Arifin.
Baca juga: PSBB Jakarta, Satpol PP tutup paksa warung-restoran di Jakarta Timur

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020