Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten mengingatkan aktivitas pelayaran dan nelayan tradisional agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan Banten selatan.Peringatan kewaspadaan itu guna menghindari kecelakaan laut
"Peringatan kewaspadaan itu guna menghindari kecelakaan laut," kata Rohmat, petugas BPBD Kabupaten Lebak, Selasa.
BPBD Lebak sudah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan gelombang tinggi di perairan Banten selatan kepada pelaku wisata, pemilik kapal tongkang, nelayan hingga PPI Binuangeun.
Peringatan kewaspadaan itu berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang yang memperkirakan selama sepekan ke depan ketinggian gelombang berpeluang empat sampai enam meter terjadi di perairan Banten selatan.
Perairan Banten selatan cukup padat aktivitas pelayaran kapal tongkang pengangkut batu bara ke PT Cimendo Gmilang, perusahaan produksi semen Merah Putih.
Selain itu, juga banyak nelayan tradisional yang menggunakan perahu kincang dengan mesin tempel.
"Kami berharap mereka waspada cuaca buruk yang melanda perairan Banten selatan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya pula.
Baca juga: Basarnas Banten lakukan pencarian tujuh nelayan hilang di Selat Sunda
Sejumlah nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Wanasalam Kabupaten Lebak sejak sepekan tidak melaut akibat gelombang tinggi disertai angin kencang, sehingga membahayakan keselamatan jiwa nelayan.
Para nelayan lebih memilih tidak melaut untuk menghindari kecelakaan laut itu.
"Kami tidak berani melaut karena gelombang dan angin kencang membahayakan, juga tangkapan ikan menurun drastis," kata Acung (55), seorang nelayan di PPI Binuangeun Kabupaten Lebak.
Baca juga: Kementerian ESDM temukan kandungan emas di Perairan Banten
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020