Ekspor udang dari Jawa Timur (Jatim) mencatatkan peningkatan meski di masa pandemi COVID-19, dengan total kenaikan 3,33 persen, yakni dari periode Januari-Juli 2019 ke periode yang sama tahun 2020, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, Selasa.AS, Jepang dan China menjadi tiga negara teratas pasar terbesar ekspor komoditas udang Jatim
Pada periode Januari-Juli 2019, catatan ekspor untuk jenis Ikan dan udang sebesar 616,33 juta dolar AS, kemudian pada periode yang sama tahun 2020 mencapai 636,84 juta dolar AS.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan, di Surabaya mengakui hal tersebut, dan mengatakan Amerika Serikat (AS), China dan Jepang merupakan pasar dengan penyerapan paling tinggi terhadap komoditas ikan dan udang dari Jatim.
"AS, Jepang dan China menjadi tiga negara teratas pasar terbesar ekspor komoditas udang Jatim. Nilai total ekspor ke tiga negara mendominasi sekitar 92,11 persen dari nilai ekspor udang Jatim secara keseluruhan," kata Drajat, dalam keterangan persnya.
Baca juga: Jatim kembangkan teknologi budidaya udang vanname super intensif
Meski demikian, Drajat tetap mengimbau agar para pelaku usaha yang ingin menikmati fasilitas tarif preferensi perlu memperhatikan produk yang akan diekspor harus memenuhi ketentuan asal barang yang dibuktikan dengan kepemilikan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA).
"Untuk ekspor ke negara Amerika Serikat (AS) dapat menggunakan SKA Form A, Form IJEPA digunakan untuk negara Jepang, dan form E untuk negara China," katanya pula.
Sementara dilansir dari data Pusdatin Kemenperin RI Januari-Juni 2020, rincian tiga negara teratas yang menjadi tujuan ekspor udang Jatim, masing-masing Amerika Serikat adalah sebesar 151,86 juta dolar AS, Jepang sebesar 84,31 juta dolar AS, dan China sebesar 27,05 juta dolar AS..
“Komoditas potensial seperti udang yang permintaannya cukup tinggi di Amerika Serikat, Jepang, dan China perlu didorong agar mampu memenuhi standar produk layak ekspor. Disperindag Jatim melalui FTA Center Surabaya siap memberikan pendampingan, konsultasi maupun sosialisasi terkait regulasi ekspor,” ujar Drajat.
Selain itu, kata dia, beberapa kegiatan seperti business matching dengan negara lain gencar dilakukan oleh Disperindag Jatim untuk menemukan pasar-pasar baru.
Baca juga: BPS : Ekspor Jatim turun 9,48 persen pada Agustus 2020
Baca juga: Gubernur Jatim lepas ekspor 19,2 ton kopi ke Inggris
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020