• Beranda
  • Berita
  • Israel, UAE, Bahrain tanda tangani kesepakatan, jalin hubungan formal

Israel, UAE, Bahrain tanda tangani kesepakatan, jalin hubungan formal

16 September 2020 06:56 WIB
Israel, UAE, Bahrain tanda tangani kesepakatan, jalin hubungan formal
Sejumlah orang mencoba membakar foto Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan saat melakukan protes terhadap Uni Emirat Arab yang membuat kesepakatan baru dengan Israel, di depan Kubah Batu, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (14/8/20202). (ANTARA/REUTERS/Ammar Awad/aa.)
Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain menandatangani kesepakatan pada Selasa untuk menetapkan ikatan formal dengan Israel, menjadi negara-negara Arab pertama dalam seperempat abad mengakhiri tabu yang berlangsung lama, dalam sebuah persekutuan kembali yang strategis negara-negara Timur Tengah melawan Iran.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi tuan rumah penandatanganan itu di Gedung Putih, menyelesaikan satu bulan yang dramatis saat untuk pertama kalinya UAE lalu Bahrain sepakat membalikkan beberapa dekade permusuhan tanpa penyelesaian atas pertikaian Israel dengan rakyat Palestina.

Di depan kerumunan ratusan orang di halaman Gedung Putih, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menandatangani kesepakatan dengan Menlu UAE Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan dan Menlu Bahrain Abdulatif Al Zayani.

Kesepakatan itu, yang dikecam rakyat Palestina, menjadikan mereka negara-negara Arab ketiga dan keempat mengambil langkah-langkah tersebut menuju hubungan yang normal sejak Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania 1994.

Bertemu Netanyahu sebelumnya di Ruang Oval, Trump mengatakan, "Kita akan memiliki sedikitnya lima atau enam negara yang menyusul segera" untuk membangun kesepakatan mereka sendiri dengan Israel.

Kemudian Trump mengatakan kepada wartawan satu negara Teluk Arab ketiga, Arab Saudi, akan membuat kesepakatan dengan Israel "pada saat yang tepat". Kabinet Saudi menekankan dalam satu pernyataan kebutuhan untuk satu "solusi adil dan menyeluruh" bagi isu Palestina.

Saudi merupakan kekuatan terbesar di kawasan Teluk Arab. Rajanya merupakan penguasa tanah suci bagi umat Islam dan memerintah negara pengekspor minyak terbesar dunia. Meski ada keengganan, persetujuan diam-dian kerajaan itu terhadap kesepakatan dipandang krusial.

Upacara penandatanganan itu memberi Trump citra yang bernilai saat dia berusaha mempertahankan kekuasaan dalam pilpres 3 November. Bendera-bendera AS, UAE, dan Bahrain berkibaran.

"Kita di sini sore ini mengubah jalannya sejarah," kata Trump dari balkon Gedung Putih.

Sumber : Reuters
Baca juga: Hizbullah Lebanon kecam langkah normalisasi Bahrain dengan Israel
Baca juga: Palestina gagal dapat dukungan Liga Arab untuk kecam UAE-Israel
Baca juga: Pejabat AS, Israel mendarat di UAE, Kushner desak Palestina berunding


 

Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020