"Yang lolos tes Dharmasiswa tahun ini akan diberangkatkan tahun depan. Jadi, tahun depan tidak ada tes," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA, Rabu.
Pihaknya sudah berhasil menjaring 22 mahasiswa asal China yang berhak atas beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI itu setelah melalui serangkaian tes yang digelar KBRI Beijing.
"Namun karena situasi pandemi global belum sepenuhnya reda, maka mereka yang lolos tes tidak bisa berangkat tahun ini." ujarnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, KBRI Beijing memprioritaskan para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di China yang mengikuti tes tersebut dengan kuota rata-rata 25 orang.
Para penerima Dharmasiswa bisa memilih perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta, untuk belajar Bahasa Indonesia selama satu tahun atas biaya Kemendikbud RI.
Biasanya para mahasiswa China tersebut menaruh minat belajar Bahasa Indonesia di Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Jakarta, dan Padang.
Di China terdapat 17 perguruan tinggi yang membuka jurusan Bahasa Indonesia dengan pengajar dari Indonesia dan China.
Selain program Dharmasiswa, mahasiswa China juga bisa belajar di Indonesia atas beasiswa dari pemerintah China.
Yaya memperkirakan jumlah pelajar China yang mengenyam pendidikan di Indonesia sekitar 1.500 orang.
Angka itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan pelajar Indonesia di China yang mencapai angka 14.300 orang.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020