Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) menyatakan pemerintah mendorong dua program bantuan yaitu Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Untuk Usaha Mikro dan Subsidi Gaji hingga akhir September 2020.Jadi kita ada dua program besar sampai akhir September kita sudah dorong yang pertama adalah banpres produktif sekitar Rp8,6 triliun, akan kita coba salurkan sampai akhir bulan kemudian program subsidi gaji sekitar Rp8,8 triliun akan kita coba dorong
"Jadi kita ada dua program besar sampai akhir September kita sudah dorong yang pertama adalah banpres produktif sekitar Rp8,6 triliun, akan kita coba salurkan sampai akhir bulan kemudian program subsidi gaji sekitar Rp8,8 triliun akan kita coba dorong agar bisa disalurkan di akhir September," kata Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu.
Menurut Budi Gunadi Sadikin, bila kedua program unggulan tersebut dapat diselesaikan sampai akhir September 2020, maka akan ada tambahan dana sekitar Rp17,4 triliun kepada masyarakat.
"Tambahan dana yang kita bisa salurkan itu bisa mendorong pencapaian kita menyentuh angka Rp100 triliun dalam tiga bulan terakhir," ungkap Budi.
Baca juga: Satgas paparkan realisasi penyaluran bantuan program pemulihan ekonomi
Berdasarkan data yang dimiliki Satgas PEN, banpres produktif dalam satu bulan sudah bisa menyalurkan Rp13 triliun (penyerapan 61 persen) sejak diluncurkan pada 24 Agustus 2020 dari pagu anggaran Rp22 triliun.
"Dan diharapkan bulan Desember tersalurkan semuanya, tapi mungkin September pun kita bisa dekati angka tersebut (Rp22 triliun) dan program ini adalah merupakan salah satu program unggulan karena untuk mengejar target kita Rp100 triliun penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional di kuartal 3. Kita harapkan dalam dua minggu ini program banpres produktif bisa menyalurkan sebesar Rp8,6 triliun lagi," tambah Budi Gunadi Sadikin.
Program selanjutnya adalah subsidi gaji yang baru diluncurkan pada 27 Agustus 2020 dengan pagu anggaran Rp37,8 triliun dengan realisasi penyerapan masih 17,4 persen untuk 15,74 juta karyawan.
Baca juga: DPR RI minta pemerintah kebut realisasi anggaran pemulihan ekonomi
"Ini program yang baru diluncurkan penetrasinya sudah cukup baik. Kita sudah salurkan 2 batch sekitar Rp7 triliun. Rencananya akan kita berikan ke 15,7 juta karyawan yang terdaftar di BPJS dan kita sudah mempersiapkan untuk batch ke-3, ke-4 dan ke-5, kita bisa mendorong penyalurannya dengan tambahan Rp8,8 triliun sampai akhir September ini," ungkap Budi.
Budi berharap dengan dua program tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa naik pada kuartal ketiga.
"Memang hitungan-hitungan kasarnya, kalau GDP Indonesia sekitar 1 triliun dolar AS atau Rp14.500 triliun dibagi 4 kuartal maka 1 kuartal kira-kira jadi Rp3.625 triliun. Kalau kita lihat di kuartal kemarin kita tumbuh minus 5,2 persen, artinya 5,2 persen dikali Rp 3.625 triliun sekitar Rp188 triliun," ungkap Budi Gunadi Sadikin.
Budi mengaku bahwa bila pemerintah bisa menyalurkan tambahan bantuan hingga Rp100 triliun hingga akhir kuartal ke-3 maka akan ada dampak berantai hingga Rp200 triliun.
Baca juga: Kadin imbau pemerintah tidak kaku guna percepat serapan anggaran
"Saya bukan ahli ekonomi, tetapi saya dikasih teman-teman di ekonomi kalau misalnya pemerintah salurkan uang Rp100 triliun kira-kira dampak ke GDP-nya, dikalikan angka fiskal berantai yang besarnya sekarang 2,1 jadi dampaknya sekitar Rp200 triliun," tambah Budi Gunadi Sadikin.
Namun dia mengaku tetap ada variabel lain yang berperan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi.
"Kita tidak tahu apakah turunnya lebih dalam atau kemudian ada sektor lain yang tidak produktif, itu di luar perkiraan kita. Tapi dengan bekerja keras salurkan Rp100 triliun, kita harap dalam 3 bulan terakhir ini kita bisa berikan daya ungkit ekonomi yang cukup besar untuk kuartal ke-3," tegas Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah akan ubah alokasi Program PEN 2021
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020