Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan kejadian wafatnya Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menjadi pelajaran untuk masyarakat Jakarta terkait pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).jadikan ini sebagai sebuah pelajaran
"Saya harap bagi seluruh masyarakat Jakarta, jadikan ini sebagai sebuah pelajaran. Kondisinya memang mengkhawatirkan dalam artian sesungguhnya. Saya selalu garisbawahi, pesan dari kami tidak pernah ditambah dan dikurangi. Kami sampaikan apa adanya," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Karenanya, lanjut Anies, jangan pernah melihat kematian karena COVID-19 ini sebagai angka statistik, hanya bicara persentase, ini adalah manusia, suami dari seorang istri, ayah dari seseorang anak.
"Hari ini DKI kehilangan putra terbaiknya, salah satu putra Betawi yang meniti karir dari guru hingga jadi Sekda. Covid ini nyata, risikonya besar dan ini adalah contoh nyata risiko terburuk bila terpapar dan yang terpapar adalah saudara kita sendiri," ucapnya.
Demi menjaga keselamatan masyarakat dan orang-orang di sekitar, Anies mengharapkan semua anggota masyarakat untuk menjalankan 3M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) secara tertib dan rutin.
Baca juga: Sekda Saefullah juga dikenal sosok peduli pergerakan ekonomi kecil
"Tinggallah di rumah kecuali perlu. Jangan bepergian kecuali 'urgent'. Kerjakan semua sebisa mungkin dari rumah. Ini bukan kondisi yang bisa dientengkan dan jangan pernah dianggap enteng. Pesan kami dari Pemprov, jadikan ini pelajaran bagi semuanya dan jaga kesehatan kita serta orang lain," tutur Anies.
Diketahui, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah tutup usia pada Rabu ini pukul 12.55 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada usia 56 tahun.
Sebelumnya Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Minggu (13/9) dini hari.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengonfirmasi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah meninggal dunia akibat kerusakan jaringan paru-paru, efek dari paparan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
Widyastuti menjelaskan bahwa Saefullah meninggal karena "shock sepsis irreversible" dengan ARDS bagi pasien terkonfirmasi COVID-19.
"Siang ini, Bapak Sekda kita, Bapak Saefullah, telah berpulang. Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS, yaitu kerusakan pada jaringan paru akibat infeksi COVID-19, sehingga menyebabkan gagal napas yang tidak dapat diperbaiki," kata Widyastuti dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Hal ini, lanjut Widyastuti, dikarenakan tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai di dalam tubuh almarhum.
Almarhum Saefullah, diputuskan untuk tidak dimakamkan di pemakaman khusus COVID-19 di Pondok Ranggon atau Tegal Alur. Namun dikebumikan di wakaf makam keluarga di Rorotan Jakarta Utara.
Sebelum dikebumikan di peristirahatan terakhirnya, Saefullah terlebih dahulu diberikan penghormatan terakhir dalam upacara pelepasan jenazah almarhum di Pendopo Balai Kota Jakarta, Rabu, sekitar pukul 15.00 WIB.
Saefullah telah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta sejak 17 Juli 2014. Sebelumnya, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada tahun 2008-2014.
Baca juga: Warga minta Sekda Saefullah dimakamkan di makam wakaf keluarga
Baca juga: Sekda DKI juga pribadi yang peduli keselamatan orang lain
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020