Itu artinya pertumbuhan, (penciptaan) pekerjaan dan ketahanan ekonomi bagi Indonesia dan itulah agenda yang juga ingin kami lihat di tahun-tahun ke depan
Pencapaian Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) diyakini dapat membantu upaya pemulihan dalam negeri pascapandemi COVID-19 yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda pelambatan dan telah berdampak pada sektor sosial dan ekonomi.
“Untuk pemulihan sosial dan ekonomi dengan Indonesia juga akan dapat terbantu oleh pertumbuhan perdagangan dan investasi, oleh karena itu kami melihat adanya relevansi IEU-CEPA yang kini tengah dalam proses negosiasi,” kata Duta Besar Uni Eropa (EU) untuk Indonesia, Vincent Piket, dalam peluncuran EU-Indonesia Cooperation Publication 2020 yang digelar secara virtual, Kamis.
Piket menjelaskan bahwa studi yang telah dijalankan sebelumnya menunjukkan kesepakatan perdagangan yang terkandung dalam IEU-CEPA dapat menghasilkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 5 miliar euro (Rp 87,6 triliun) bagi Indonesia setiap tahunnya, saat negosiasi IEU-CEPA nantinya disepakati dan diimplementasikan.
Baca juga: RI diminta sertakan sawit dalam perundingan IEU-CEPA
Baca juga: Dubes Polandia berharap isu sawit tidak ganggu negosiasi IEU-CEPA
“Itu artinya pertumbuhan, (penciptaan) pekerjaan dan ketahanan ekonomi bagi Indonesia dan itulah agenda yang juga ingin kami lihat di tahun-tahun ke depan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Piket juga menegaskan komitmen EU untuk mendukung pembangunan dan upaya pemulihan yang berkelanjutan dan hijau bersama Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada bulan Juni lalu Kementerian Perdagangan RI menegaskan bahwa pandemi COVID-19 tidak menyurutkan semangat pemerintah Indonesia dan Uni Eropa untuk mencapai kemajuan dalam perundingan IEU-CEPA.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag RI, yang juga merupakan Ketua Tim Runding Indonesia, Iman Pambagyo mengatakan bahwa putaran perundingan ke-10 yang seharusnya dilakukan pada bulan Maret 2020 sempat tertunda akibat pembatasan sosial yang dilaksanakan masing-masing pihak, sehingga pertemuan dilakukan secara daring pada 15-26 Juni lalu.
“Delegasi Indonesia menyambut baik pertemuan intersesi secara daring yang telah berjalan dalam 10 hari terakhir. Ini membuktikan walaupun dipenuhi keterbatasan karena pandemi COVID-19, delegasi Indonesia dan Uni Eropa tetap berkomitmen tinggi untuk membuat kemajuan atas berbagai isu runding dalam perundingan IEU-CEPA,” paparnya.
Perundingan IEU-CEPA sendiri merupakan perundingan bilateral terbesar yang dimiliki Pemerintah Indonesia saat ini dan ditargetkan untuk dapat diselesaikan secepatnya, guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, terutama memitigasi dampak COVID-19, mempercepat reformasi nasional, dan menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih baik dalam global value chain.
Baca juga: Perundingan IEU-CEPA akan berlangsung empat kali pada 2020
Baca juga: Dubes Uni Eropa: Persoalan nikel tidak pengaruhi perundingan IEU-CEPA
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020