"Kepala dan matanya semakin membesar sehingga ia sering mengeluhkan rasa sakit," kata ibu kandung Awang, Nami, di Depok, Selasa.
Nami yang bertempat tinggal di Jalan Mandor Sa'un RT/RW 4/1 No 134 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat selalu sibuk dengan anaknya jika penyakit anaknya kambuh.
"Kalau kambuh saya hanya beri bodrek dan membacakan ayat-ayat kitab suci Al-Quran ditelinganya," jelasnya.
Pembacaan ayat Al-Quran tersebut, kata Nami, sesuai dengan permintaan Awang.
Nami menjelaskan kepala Awang menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan bocah seusianya, sementara kaki dan tangannya menjadi mengecil.
Penyakit yang diderita Awang tersebut membuat keceriaan Awang dimasa kanak-kanaknya. Ketika anak-anak seusianya asyik bermain dan bersekolah, awang hanya bisa tergolek lemah di rumahnya.
Yang lebih sedih kata Nami bungsu dari empat bersaudara itu, juga sering menjadi bahan ejeken bocah-bocah tetangganya.
Nami juga menjelaskan bahwa tumor tersebut sudah diidap anak bungsunya itu sejak masih berusia 5 bulan.
"Setelah suami saya meninggal, Awang mulai sakit-sakitan," katanya.
Sebelumnya, kata Nami dirinya sempat membawa Awang ke Rumah Sakit (RS) pada saat saat awal Tumor bersarang di tubuh Awang.
Mulai RS Cibinong hingga RS Bhakti Yudha didatanginya, namun hingga kini tumor di mata Awang belum juga diangkat.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, tumor di mata Awang baru bisa dioperasi jika sudah berusia 9 tahun.
"Biaya Rp15 juta dan operasinya harus di RSCM," keluhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Hardiono mengatakan belum mendapatkan informasi tentang penyakit Awang.
Dikatakannya dirinya belum mendapatkan laporan dari pihak puskesmas di tempat tinggal Awang.
Ia berjanji akan segera menurunkan petugasnya untuk mengecek kondisi Awang.
Menurut dia, pihaknya juga akan menanggung biaya pengobatan Awang, dan akan merujuknya ke RSCM. (F006/K004)
Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010