"Hingga saat ini jumlah warga yang menjalani pemeriksaan usap secara massal sebanyak 2.012 mulai dari tenaga kesehatan hingga masyarakat umum lainnya," kata perwakilan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eng Yulia di Sukabumi, Ahad.
Menurutnya, untuk yang terbaru sudah melakukan pemeriksaan usap kepada tenaga kesehatan sebanyak 19 orang, tenaga pendidik (guru) 45 orang, masyarakat umum 24 orang, suspek 36 orang dengan total 124.
Dari hasil rekapitulasi beberapa pekan, total warga yang sudah menjalani pemeriksaan usap sebanyak 2.012 orang, pihaknya pun menargetkan jumlah jiwa yang tinggal di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini yang menjalani pemeriksaan usap sebanyak 4 ribu orang lebih.
Baca juga: Hasil pemeriksaan swab, dua guru Sukabumi positif COVID-19
Baca juga: 140 guru di Sukabumi jalani pemeriksaan swab
Pemeriksaan usap yang dilakukan secara masif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penyebaran COVID-19 di Kabupaten Sukabumi sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus yang bisa menyebabkan kematian tersebut.
Harus diakui, dari beberapa kasus COVID-19 yang ditemukan, warga yang terinfeksi virus kebanyakan tidak bergejala. Tapi, setelah menjalani pemeriksaan usap mereka baru mengetahui bahwa sudah tertular virus yang belum ada vaksinnya ini.
"Sampel yang diambil melalui pemeriksaan usap sudah kami kirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jabar yang beberapa diantaranya sudah ada hasilnya dan ditemukan adanya yang positif, mereka yang terbukti langsung dilakukan isolasi maupun karantina," ujarnya.
Di sisi lain, Eneng mengatakan data terbaru kasus COVID-19 di Kabupaten Sukabumi pada Ahad, total warga yang terkonfirmasi positif sebanyak 132 orang, 109 orang diantaranya sudah sembuh, empat meninggal, 13 orang isolasi dan enam orang dikarantina.
Tidak menutup kemungkinan, kasus COVID-19 di Kabupaten Sukabumi terus bertambah karena pihaknya saat ini sedang masif melakukan pemeriksaan usap. Pertambahan kasus ini disebabkan beberapa faktor seperti bepergian ke luar kota, tertular dari keluarganya dan ada juga tenaga kesehatan yang tertular dari pasien yang tengah dirawat.*
Baca juga: KAHMI ikut berperan meningkatkan ekonomi di masa pandemi
Baca juga: Ibu hamil meninggal akibat COVID-19 di Kabupaten Sukabumi
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020