Rodgers juga menjadi pelatih tercepat keempat yang mencapai 100 kemenangan di Liga Inggris. Pelatih berusia 47 tahun hanya kalah cepat dari Sir Alex Ferguson (162 laga), Kenny Dalglish (197) dan Kevin Keegan (209).
Usai pertandingan tersebut, Rodgers mengatakan bahwa tim Leicester-nya "tidak memikirkan" tentang menjadi penantang gelar Liga Premier Inggris musim ini meski naik ke puncak klasemen untuk pertama kalinya sejak mereka menjadi juara pada 2015-16.
Baca juga: Leicester rebut puncak klasemen setelah bekuk Burnley 4-2
Baca juga: Klasemen Liga Inggris: Leicester ambil alih posisi puncak
"Ini hanya dua pertandingan. Setelah 10 pertandingan Anda mulai mendapatkan gambaran di mana liga berada," kata Rodgers yang dikutip BBC, Senin.
“Kami bahkan tidak memikirkan tentang itu (terus menjadi penantang). Kami ingin mengembangkan tim dan pengalaman musim lalu, baik di liga dan piala, akan benar-benar memperkaya kami."
"Para pemain memiliki motivasi yang baik - mereka telah mencetak tujuh gol dalam dua pertandingan dan itu menunjukkan kami siap untuk menyerang musim ini lagi."
Leicester, yang finis di urutan kelima musim lalu, bangkit dari ketertinggalan dan balik menghajar Burnley 4-2 di King Power Stadium.
Chris Wood membuka gol untuk Burnley melalui tendangan ke sudut kiri bawah setelah mengalahkan bek tuan rumah James Justin.
Namun Foxes, yang menikmati penguasaan bola lebih tinggi segera merespon dengan upaya Harvey Barnes yang membuat mereka menyamakan kedudukan.
Gol bunuh diri Erik Pieters membuat tuan rumah unggul setelah turun minum dengan Justin menggandakan keunggulan mereka.
Pemain debutan Liga Premier, Jimmy Dunne memberikan sedikit harapan untuk Burnley ketika ia menyundul bola dari umpan sayap kiri Dwight McNeil, tetapi tendangan jarak jauh Dennis Praet ke sudut kanan gawang menjadi penutup kemenangan Leicester.
Baca juga: Rodgers sebut musim ini fondasi kesuksesan masa depan Leicester
Baca juga: Rodgers katakan Vardy pembunuh berdarah dingin di kotak penalti
Baca juga: Rodgers yakin Leicester bisa cetak sejarah lebih banyak lagi
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020