Salah satu kemasan tiba di kota tersebut melalui ibu kota provinsi Changchun, demikian pernyataan kantor kesehatan kota Fuyu di akun WeChat miliknya, Minggu.
Pihaknya meminta agar warga yang telah membeli dan mengonsumsi cumi-cumi impor di kios makanan laut beku Sanjia Deda periode 24-31 Agustus melapor ke otoritas terdekat dan melakukan tes COVID-19.
Kantor pencegahan COVID-19 Changchun menyebutkan bahwa cumi-cumi tersebut diimpor dari Rusia melalui sebuah perusahaan di Kota Hunchun dan didistribusikan ke ibu kota provinsi tersebut.
Baca juga: 32 kasus baru corona terdeteksi di China
Baca juga: China akan uji khasiat dua dosis vaksin COVID-19 buatan CanSino
Bea Cukai China pada Jumat mengatakan akan menghentikan impor dari perusahaan selama sepekan jika produk makanan beku terbukti positif virus corona dan bisa sampai sebulan jika produk dari pemasok terbukti positif corona lebih dari tiga kali.
China daratan baru saja melaporkan jumlah kecil kasus baru COVID-19, yang dikabarkan muncul di Wuhan pada akhir tahun lalu, dengan hanya 10 infeksi baru pada Sabtu. Menurutnya, kasus baru COVID-19 mayoritas berasal dari para pendatang yang tiba di China.
Pada Agustus otoritas di dua kota di China mengaku telah menemukan jejak virus pada kargo makanan beku yang diimpor. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lantas mengatakan bahwa pihaknya tidak melihat bukti adanya COVID-19 yang disebarkan melalui makanan atau produk kemasan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kemarin, larangan ekspor ikan ke China hingga aturan pengguna sepeda
Baca juga: Pakar China: 70 persen warga dunia akan terdampak COVID
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020