• Beranda
  • Berita
  • Indonesia perlu gali peluang FDI sektor yang tahan dampak pandemi

Indonesia perlu gali peluang FDI sektor yang tahan dampak pandemi

22 September 2020 14:59 WIB
Indonesia perlu gali peluang FDI sektor yang tahan dampak pandemi
Dokumentasi. Pengepul menyortir buah manggis kualitas ekspor di gudang manggis Parik Malintang, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (3/8/2020). Balai Karantina Pertanian Padang mencatat dalam sepekan terakhir sebanyak 32 ton buah manggis senilai Rp1,44 miliar asal provinsi itu kembali diekspor dengan negara tujuan China. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.

Kalau kita lihat dari lapran BPS, sektor-sektor yang masih cukup aman itu ada di sektor pertanian dan ekonomi digital/teknologi

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan menilai pemerintah Indonesia perlu menggali peluang investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di sektor-sektor yang tahan dari dampak pandemi COVID-19.

Sejumlah sektor yang dinilai mampu bertahan dari guncangan pandemi diantaranya yakni sektor pertanian dan ekonomi digital atau teknologi.

"Kalau kita lihat dari lapran BPS, sektor-sektor yang masih cukup aman itu ada di sektor pertanian dan ekonomi digital/teknologi. Berkaca dari hal tersebut, saya rasa pemerintah dapat menggali peluang untukk eksplorasi FDI untuk kedua sektor terebut," katanya dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Pingkan mengatakan arus FDI global memang mengalami perlambatan dan tentunya akan cukup mempengaruhi Indonesia juga. Oleh karena itu, pemerintah perlu menggali peluang di sektor-sektor yang sekiranya tidak akan terpukul oleh dampak pandemi.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian yang terus didorong oleh pemerintah untuk maju, mampu tumbuh di tengah pandemi virus corona atau COVID-19.

Menurut Syahrul, di tengah pandemi virus Corona, hampir seluruh sektor terdampak dan mengalami penurunan. Namun, lanjut Syahrul, pada sektor pertanian tetap bertahan dan mampu tumbuh hingga 16,4 persen meskipun terjadi pandemi COVID-19.

Syahrul menilai kebutuhan masyarakat akan hasil pertanian di tengah pandemi virus corona tidak bisa ditunda, sehingga tetap memutar roda perekonomian pada sektor tersebut. Bahkan, bukan hanya untuk pasar dalam negeri, permintaan pasar luar negeri juga tidak melemah. Hal itu dibuktikan dengan masih terus berjalannya ekspor hasil pertanian ke berbagai negara.

Baca juga: Kementan: Ekspor pertanian tumbuh 8,6 persen hingga Agustus 2020
Baca juga: Mentan gandeng Kemenlu pacu ekspor pertanian lewat produk UMKM

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020