• Beranda
  • Berita
  • Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Boyolali 78,4 persen

Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Boyolali 78,4 persen

22 September 2020 16:10 WIB
Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Boyolali 78,4 persen
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dokter Ratri S Survivalina (kanan) saat memberikan keterangan perkembangan data COVID-19 di Kabupaten Boyolali, Selasa (22/9/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 590 orang atau 78,4 persen

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan angka kesembuhan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah itu mencapai sekitar 78,4 persen

"Perkembangan data secara akumulasi terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali hingga Selasa ini, mencapai 753 kasus dan pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 590 kasus atau 78,4 persen," kata Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S Survinalina di Boyolali, Selasa.

Menurut dokter Ratri S Survivalina, pasien yang positif COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 94 kasus, isolasi mandiri sebanyak 41 kasus dan minggal dunia 28 kasus, sehingga totalnya 753 kasus.

Baca juga: 223 orang terkonfirmasi COVID-19 di Boyolali sembuh

Menurut dia, kasus COVID-19 di Boyolali sepekan ini mengalami penurunan, sehingga berdasarkan indikator-indikator skornya rasio persentasenya sekitar 2,1 persen. Boyolali sekarang masuk resiko zona sedang atau oranye.

Oleh karena itu, pemerintah daerah sudah memperbolehkan sebagian kegiatan masyarakat, tetapi pihaknya tetap mengimbau tetap menjaga atau melaksanakan protokol kesehatan.

Penambahan kasus COVID-19 di Boyolali, kata Ratri, mulai 15 hingga 22 September per hari cukup bervariasi bertambah sebanyak 54 kasus, dan terakhir hanya tiga kasus.

Baca juga: Tiga orang pasien COVID-19 di Boyolali sembuh

Penambahan tersebar di 16 kecamatan antara lain Andong sebanyak 9 kasus, Banyudono (5), Boyolali (7), Cepogo (1), Karanggede (4), Klego (1), Mojosongo (4), Musuk (1), Ngemplak (5), Nogosari (7), Sambi (1), Sawit (1), Selo (1), Teras (3), Wonosamodro dan Wonosegoro masing-masing (2).

Warga yang meninggal dunia akibat positif COVID-19 di Boyolali ada 28 orang, tersebar di 11 rumah sakit di seluruh Jateng.

Yaitu RS Karyadi Semarang dua kasus, RSUD dr. Moewardi Solo (7), RS Dr Oen Solo (1), RS Jakarta (1), RS Kasih Ibu Solo (4), RSUD Pandan Arang Boyolali (7), RS Panti Rahayu Yakkum Purwodadi (1), RS PKU Muhammadiyah Solo (1), RS UNS (2), RS Salatiga (1), dan RSUD Surakarta (1).

Baca juga: Warga sembuh COVID-19 di Boyolali menjadi 69

"Jadi memang yang meninggal dunia di RS Boyolali kebetulan hanya sekitar 25 persen saja, sedangkan 75 persen di RS di luar daerah Boyolali," kata Ratri.

Menurut Ratri, klaster COVID-19 di Boyolali yang terbanyak masih didominasi dari petugas pengawas pemilu atau Bawaslu, ada 103 petugas yang positif, kemudian petugas lapangan 36 kasus, klaster SUG Gunung (33), klaster BMT (27), Pasar Peterongan (22), Jakarta (21), lamaran (20), Nakes (14), Merti desa (10), penularan pasien SYO Musuk (9).

"Ada penambahan klaster baru hanya kecil-kecil saja, di Desa Bengle Kecamatan Wonosamodro hanya dua klater dengan totalnya sebanyak 9 kasus," katanya.

Kendati demikian, Dinkes Boyolali hingga saat ini, melaksanakan penapisan massal yakni sebanyak 8.201 orang yang sudah keluar hasilnya negatif sebanyak 6.852 orang, dan hasilnya positif sebanyak 775 orang. Sedangkan hasil tes usap yang masih menunggu 574 orang. Jadi hasilnya yang positif COVID-19 sekitar 9,45 persen.

Baca juga: Warga Boyolali terkonfirmasi positif COVID-19 tambah 15 orang

Selain itu, Pemkab Boyolali juga menerjunkan tim untuk melaksanakan pemantauan terhadap disiplin protokol kesehatan, di mana untuk pelaksanaan dilakukan oleh Lintas Sektoral seperti Satpol PP, BPBD, kepolisian, TNI, dan Damkar Boyolali.

"Kami juga menurunkan tim untuk memantau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sering disebut tim Jogo Tonggo, di mana juga melakukan kunjungan ke kecamatan-kecamatan dan daerah-daerah zona kasus positif untuk evaluasi terhadap warga yang melaksanakan isolasi mandiri," katanya.

Hak ini, lanjut dia, untuk memastikan apakah warga yang melaksanakan isolasi mandiri betul-betul dicek oleh warga setempat atau mereka tidak diperhatikan sehingga, kasus COVID-19 di Boyolali dapat ditekan, dan warga semakin aman. 

Baca juga: Positif COVID-19 di Boyolali bertambah 71 kasus

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020