Reuters mengutip laporan dari Financial Times pada Selasa, langkah agresif ini diambil jika Pemilu berubah menjadi kacau atau bahkan menimbulkan aksi kekerasan saat unjuk rasa, menurut sumber salah seorang eksekutif Facebook.
Facebook sudah menyiapkan solusi untuk berbagai skenario, termasuk unjuk rasa masyarakat sipil dan "dilema politik" penghitungan surat suara langsung lebih cepat dibandingkan voting melalui email.
Facebook tidak berkomentar atas isu ini.
Platform jejaring sosial terbesar dunia ini sebelumnya menyatakan akan membatasi iklan politik seminggu sebelum Pilpres pada 3 November.
Facebook akan tetap mengizinkan kampanye dan iklan politik yang sudah masuk ke sistem, termasuk juga mengizinkan pengiklan mengubah pengeluaran iklan dan target pengguna, namun, akan memblokir perubahan konten atau desain iklan.
Baca juga: Selena Gomez keluhkan ujaran kebencian di media sosial pada Zuckerberg
Baca juga: Facebook gabungkan Messenger dan Instagram di aplikasi baru untuk UKM
Baca juga: Facebook gandeng Ray-Ban siapkan kacamata pintar tahun depan
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020