Organisasi keluarga berencana DKT Indonesia mengatakan penggunaan rasa pada alat kontrasepsi merupakan salah satu upaya agar meningkatkan minat dan kemauan masyarakat menggunakannya sehingga bisa menekan angka kelahiran di Tanah Air.Hubungan seksualitas tidak hanya semata-mata menyangkut sisi biologis namun juga terkait rekreasi dari pasangan suami istri
"Sebenarnya rasa itu tidak memengaruhi konteks dari fungsi kondom itu sendiri," kata Head of Strategic Planning DKT Indonesia Aditya A Putra saat diskusi daring dengan tema "Perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2020" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan DKT Indonesia sendiri sebagai salah satu organisasi yang memasarkan alat kontrasepsi tidak hanya membuat varian rasa namun juga bentuk.
Hal tersebut tidak terlepas dari upaya edukasi kepada masyarakat sehingga bisa mencegah atau menekan angka kelahiran yang tidak diinginkan, HIV AIDS dan lain sebaginya.
"Jadi ini sebenarnya cara kita agar orang tertarik, sehingga kita mudah untuk menjelaskan dari fungsi kondom itu sendiri," katanya.
Senada dengan itu, Brand Manager Andalan Kontrasepsi Melati Gultom mengatakan salah satu tujuan dibuat varian rasa pada kondom ialah untuk rekreasi bagi pasangan.
Sebab, kata dia, hubungan seksualitas tidak hanya semata-mata menyangkut sisi biologis namun juga terkait rekreasi dari pasangan suami istri.
Oleh sebab itu, ia mengatakan perusahaan yang memproduksi alat kontrasepsi sengaja membuat varian rasa supaya masyarakat lebih tertarik menggunakannya.
Dengan demikian sasaran utama salah satunya mengendalikan angka pertumbuhan penduduk di Tanah Air dapat dilakukan serta mencegah kematian ibu dan anak.
Baca juga: Kepala BKKBN: RKUHP jangan menghambat promosi kesehatan reproduksi
Baca juga: BKKBN: April 2020 ada 47 juta perempuan kehilangan akses kontrasepsi
Baca juga: Pengguna Alat Kontrasepsi Masih Didominasi Perempuan
Baca juga: AS setujui alat KB terbaru, pakai gel
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020