"Kedatangannya di Ponpes Tegalrejo itu bagian dari perjalanannya di empat kota di Jateng yakni Kudus, Semarang, Solo, dan Magelang, untuk selanjutnya melawat ke Denpasar, Bali," kata Ketua Panitia "Dialog Karya-Karya Goethe: Perintis Dialog Islam-Barat" Dorothea Rosa Herliany di Magelang, Sabtu.
Ia mengatakan, penyari beristri orang Indonesia itu adalah dosen Sastra dan Bahasa Indonesia di Universitas Bonn, Jerman sejak 1986.
"Sedangkan Goethe dikenal sebagai penyair yang dihormati di Jerman sehingga negara itu membuka pusat kebudayaan di banyak negara dengan memakai namanya. Goethe juga salah satu perintis dialog antara Islam dan Barat," katanya.
Ia menjelaskan puisi karya Goethe lebih cocok dibacakan di pesantren karena dia salah satu perintis penting dialog Islam dan Barat.
Sekitar 10 puisi Goethe, katanya, akan dibacakan Berthold secara bergantian dengan dirinya dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Dorothea Rosa adalah penyair asal Magelang.
Ia mengatakan puisi Goethe yang akan dibacakan di Pesantren Tegalrejo tu antara lain "Mukadimah Diwan", "Sabda Sang Nabi", "Apakah Al Quran Abadi", "Batas-Batas Manusia", dan "Raja Mambang".
"Melalui kegiatan itu dapat diketahui bagaimana pandangan Barat terhadap Islam," katanya.
Ia menjelaskan, selain mengajar, Berthold juga menerjemahkan berbagai puisi berbahasa Indonesia ke Bahasa Jerman, dan sebaliknya.
Berthold belum lama ini menyelesaikan penerjemahan puisi karya Goethe dan menerbitkan dalam buku puisi, dan telah menerjemahkan puisi karya penyair Jerman seperti Bertolt Brecht, Paul Celan, Hans Magnus Enzensberger, Rainer Maria Rilke, dan Goethe ke bahasa Indonesia.
"Acara baca puisi di ponpes itu merupakan kelanjutan dari penerbitan seri buku puisi Jerman, setiap selesai dengan satu penyair, hasil terjemahan itu lalu diterbitkan," katanya.
Ia mengatakan sejumlah puisi karya Nietzsche juga telah selesai diterjemahkan Berthold ke Bahasa Indonesia dan rencananya terbit pada September 2010.
Penyair kelahiran Wanne-Eickel (Jerman) 8 Februari 1957 itu belajar sastra Jerman dan Indonesia di Universitas Koln Jerman dan menyelesaikan tesisnya tentang pengarang Indonesia, Trisno Sumardjo, pada 1983.
Dia melanjutkan studi pascasarjana di jurusan Sastra Indonesia dan Sastra Jawa di Universitas Indonesia pada 1984.
"Pada 1997 Berthold ikut mendirikan Komisi Indonesia-Jerman untuk Bahasa dan Sastra yang diprakarsai Presiden RI dan Kanselir Jerman," kata Rosa. (*)
M029/E005/AR09
Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010