• Beranda
  • Berita
  • BKKBN fokuskan target metode kontrasepsi jangka panjang

BKKBN fokuskan target metode kontrasepsi jangka panjang

25 September 2020 16:11 WIB
BKKBN fokuskan target metode kontrasepsi jangka panjang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sedang memfokuskan target dan realisasi metode kontrasepsi jangka panjang di Tanah Air sebagai upaya memaksimalkan layanan yang sempat terhenti di awal pandemi COVID-19.

"Di awal Maret sampai dengan Mei terjadi penurunan layanan. Oleh karena itu, kita ingin mengejar atau memaksimalkannya sekarang," kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN  Dwi Listyawardani  saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Baca juga: BKKBN: Kesadaran masyarakat ikut KB sudah tinggi

Pada saat Hari Keluarga Nasional dan momentum Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN juga melakukan pelayanan serentak di Tanah Air kepada masyarakat untuk mengejar target tersebut.

Layanan serentak tersebut memiliki sejumlah target di antaranya metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 250 ribu intra uterine device (IUD) dan 150 implan.

"Ini agar apa yang sudah ditargetkan di awal tahun dapat tercapai di akhir tahun," ujar dia.

Selain menargetkan metode kontrasepsi jangka panjang, BKKBN juga mengupayakan menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia terkait program Keluarga Berencana (KB).

Tujuannya supaya masyarakat di seluruh wilayah Tanah Air termasuk daerah terpencil maupun di perbatasan bisa merasakan layanan, edukasi dan sebagainya terkait program KB.

Baca juga: BKKBN sarankan pasangan muda tunda kehamilan saat pandemi

Hingga saat ini sebagian besar pengguna alat kontrasepsi masih didominasi suntik dan pil. Sebagai perbandingan dari 100 orang yang ikut program KB maka 70 di antaranya menggunakan pil maupun suntik.

Ia menilai suntik dan pil hingga kini masih menjadi favorit oleh masyarakat. Hal itu bisa jadi dipengaruhi masyarakat masih enggan menggunakan metode jangka panjang.

"Mungkin karena beberapa kekhawatiran atau juga karena maksud penggunaannya mereka ingin terjadi pemulihan kesuburan lebih cepat dengan metode non jangka panjang," katanya.

Baca juga: Kepala BKKBN: ASI eksklusif mencegah anak stunting

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020