"Pada PKM ini kami menciptakan karya inovatif berupa pemilah sampah otomatis sebagai wujud kepedulian kami terhadap permasalahan sampah di Indonesia," kata salah satu mahasiswa Rizal Mujaddid Irsyad di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNS tersebut menciptakan karya alat bersama dua teman yang lain, yakni Annisa Larasati Febrianingrum dan Luqman Hadi. Ia mengatakan ide tersebut bermula dari permasalahan sampah yang ada di Indonesia.
"Tentu ini harus diubah dari akarnya, yaitu kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan. Hal inilah yang menginisiasi kami untuk menciptakan alat ini," katanya.
Ia mengatakan alat tersebut nantinya dilengkapi dengan sambungan internet yang selanjutnya terhubung dengan gawai milik petugas kebersihan. Selanjutnya, alat itu bisa membantu petugas mengetahui letak sampah yang sudah penuh.
"Alat ini juga bisa membantu memilah sampah secara otomatis sehingga sampah bisa diproses sesuai dengan pengelompokannya, seperti sampah organik bisa dijadikan pupuk, sedangkan sampah yang bukan organik dan logam bisa kembali didaur ulang," katanya.
Selain inovasi pemilah sampah, karya inovasi lain dari mahasiswa UNS yang juga lolos pendanaan Kemendibud sebesar Rp5 juta tersebut adalah alat pendeteksi penebangan liar bernama Legator, yaitu "Ilegal Logging Detecter".
Salah satu perancang alat Alvin Ichwannur Ridho mengatakan alat tersebut bisa menampilkan data secara terkini terkait kondisi hutan di Indonesia. Selain itu, alat tersebut juga didesain menggunakan sumber energi dari matahari sehingga lebih ramah lingkungan.
"Tetapi ada beberapa kelemahan yang masih harus disempurnakan, seperti masih rentan terhadap cuaca," katanya.
Ia dengan dua teman yang lain, M Maulana Yusuf dan Farah Yuki Prasetyawati, berharap alat tersebut nantinya bisa membantu mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020