"Sampai hari ini memang masih tiga ponpes dan ini akan terus kita lanjutkan ke ponpes lainnya supaya Surabaya benar-benar terbebas dari COVID-19," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Minggu.
Pemeriksaan sampel usap hidung dan tenggorokan untuk mendeteksi penularan virus corona tipe baru dilakukan pada 55 santri dan pengurus pesantren serta lima warga di Pondok Pesantren Sunan Kali Jaga di Kecamatan Sukomanunggal pada Kamis (24/9).
Pada Jumat (25/9) pemeriksaan dilakukan pada 29 santri dan pengurus pesantren di Pondok Pesantren Muhammadiyah Putat Jaya dan pada Sabtu (26/9) pemeriksaan dilakukan pada 50 santri dan pengasuh santri di Ponpes PPTQ Kids Darul Qur'an Jalan Tenggilis Mejoyo.
Irvan mengatakan bahwa pemeriksaan dilakukan di pondok-pondok pesantren untuk menekan risiko penularan COVID-19 di lingkungan pesantren, yang penghuninya berasal dari berbagai daerah.
"Keselamatan dan kesehatan warga adalah hukum tertinggi, ini semata-mata untuk melindungi warga, terutama yang ada di lingkungan ponpes," kata dia.
Dia juga menekankan pentingnya para pengurus pondok pesantren dan pengasuh santri memastikan protokol kesehatan dijalankan dalam setiap kegiatan di lingkungan pesantren.
"Vaksin terbaik saat ini adalah perubahan perilaku individu, keluarga, sampai dengan masyarakat dengan membiasakan yang tidak biasa," ujarnya.
Baca juga:
Surabaya jadikan dua pondok pesantren percontohan "ponpes tangguh"
Risma minta santri di Surabaya pemeriksaan COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020