• Beranda
  • Berita
  • Ekspor masih positif, Gapmmi dorong UKM pangan ambil peluang

Ekspor masih positif, Gapmmi dorong UKM pangan ambil peluang

28 September 2020 22:57 WIB
Ekspor masih positif, Gapmmi dorong UKM pangan ambil peluang
Tangkapan layar: Temu bisnis virtual antara pelaku UMKM makanan minuman Indonesia dengan importir Korea Selatan yang digelar Senin (21/9/2020). (ANTARA/HO-KBRI Seoul)
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) mendorong agar industri pangan dan olahannya, termasuk skala usaha kecil dan menengah, dapat mengambil peluang untuk menyasar pasar ekspor.

Ketua Umum Gapmmi Adhi Lukman menyebutkan bahwa meski diterpa pandemi COVID-19, kinerja ekspor makanan dan minuman, baik setengah jadi maupun olahan, tumbuh positif, yakni sebesar 4,33 miliar Dolar AS pada periode Januari-Juli 2020. Jumlah ini tumbuh sekitar 5,6 persen dari periode sama tahun lalu yang hanya sebesar 4,10 miliar dolar AS.

"Artinya tidak terjadi penurunan. Saya harapkan bisa memberi semangat bahwa tidak perlu takut ekspor, karena ekspor kita meningkat. Saya mengajak teman-teman turut mendorong peningkatan ekspor lebih jauh lagi," kata Adhi dalam webinar yang diselenggarakan di Jakarta, Senin.

Adhi memaparkan peningkatan ekspor makanan dan minuman terjadi pada rata-rata global, terutama Singapura, Kamboja, Thailand, Brunai Darussalam, Myanmar, India bahkan terhadap negara maju, seperti China, Korea Selatan, Selandia Baru dan Australia.

Berdasarkan hal tersebut, kata dia, pelaku UKM sektor makanan dan minuman pun diharapkan dapat mengambil peluang untuk melakukan ekspansi bisnisnya pada pasar ekspor.

Namun demikian, pengusaha makanan dan minuman skala UKM seringkali dihadapkan pada tantangan ekspor, seperti kurangnya pengetahuan terkait regulasi ekspor di negara tujuan, produk dan standar ekspor, karakter konsumen, serta inovasi yang harus dilakukan.

"Banyak UKM kita yang pengetahuannya masih kurang, sehingga kepatuhan terkait regulasi di negara tujuan juga terkadang masih jauh dari yang ditentukan negara tujuan ekspor," kata Adhi.

Selain itu, menurut dia, pengusaha UKM makanan dan minuman juga perlu menyempurnakan produk dan desain, serta keamanan pangan yang harus dijaga dan menjadi unsur terpenting dalam ekspor makanan minuman. Dalam hal keamanan pangan, Indonesia pun masih tertinggal dari negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Tantangan terakhir yang juga masih banyak dialami para pengusaha makanan dan minuman, yakni modal kerja dan akses pasar yang ada. Meski begitu, pemerintah pun sudah memberikan dukungan pada UKM, baik melakukan restrukturisasi, pemberian modal kerja, hingga program pendampingan UKM.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020