Kami meminta kelonggaran untuk meminta penundaan proyek smelter yang nantinya akan berdampak pada ekspor tembaga dan juga penerimaan negara
Dirut Inalum Orias Petrus Moedak tengah mengupayakan permohonan penundaan proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kami meminta kelonggaran untuk meminta penundaan proyek smelter yang nantinya akan berdampak pada ekspor tembaga dan juga penerimaan negara,” kata Orias Petrus dalam RDP dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan penundaan tersebut berkaitan dengan dampak adanya pandemi COVID-19 yang memukul berbagai sektor perekonomian termasuk pekerjaan lapangan.
Baca juga: Anggota DPR ingin pemerintah tolak permohonan relaksasi "smelter" PTFI
Baca juga: Smelter Freeport di Gresik ditargetkan beroperasi 2023
Lebih lanjut ia menjelaskan untuk membangun smelter tersebut Inalum sudah mendapat pinjaman dari beberapa bank dengan nilai sekitar 2,8 miliar dolar AS dan sudah memasuki tahap akhir. Tetapi dengan adanya COVID-19 ini maka dilakukan penjadwalan kembali.
Pada jadwal pertama seharusnya smelter tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2023, namun dengan penundaan tersebut, ia memperkirakan akan selesai setidaknya pada tahun 2024.
Sebelumnya Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta proyek strategis pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) PT Freeport di Gresik, Jawa Timur, dipercepat penyelesaiannya agar segera memberi manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.
Baca juga: Menteri ESDM: Saya harap smelter Freeport segera selesai
Baca juga: Pemerintah perlu lebih dorong manfaat "smelter" untuk masyarakat
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020