Ekonom dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim mengatakan peningkatan daya beli oleh masyarakat akan mampu mengantisipasi resesi panjang akibat pandemi COVID-19.selain untuk meningkatkan tingkat konsumsi juga agar ekonomi tidak minus terlalu besar,
"Pemerintah harus menggenjot tingkat konsumsi masyarakat, termasuk yang sudah dilakukan dengan terus menggencarkan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan bagi pekerja bergaji di bawah Rp5 juta/bulan," katanya di Solo, Selasa.
Ia mengatakan dengan adanya bantuan berupa dana tunai tersebut masyarakat akan makin mudah untuk memenuhi kebutuhan mereka, terutama bahan pokok yang selama pandemi ini terjadi penurunan pembelian oleh masyarakat.
"Jelang masuk ke kuartal III, terutama pada 5 Oktober (diumumkannya pertumbuhan ekonomi kuartal III) mendatang pemerintah harus mengebut dan memperbaiki skema pemberian bantuan. Tujuannya selain untuk meningkatkan tingkat konsumsi juga agar ekonomi tidak minus terlalu besar," katanya.
Pihaknya berharap dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dalam negeri yang pada kuartal II tahun ini memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang negatif mengarah ke resesi.
"Pak Jokowi mendorong anak buahnya agar segera menyuntikkan dana kepada masyarakat yang digunakan untuk konsumsi supaya konsumsi tumbuh selama dua minggu ini dan pertaruhannya di sini, supaya ekonominya tumbuh sehingga Oktober nanti minusnya tidak sedalam kemarin yang 5,32 persen, diharapkan minusnya hanya di kisaran 2 persen," katanya.
Di sisi lain, ia menilai dalam menangani pandemi COVID-19 pemerintah cukup dilema antara memprioritaskan penyelamatan ekonomi atau kesehatan masyarakat.
"Meski demikian, hal tersebut lumrah karena resesi akibat krisis kesehatan merupakan fenomena baru yang terjadi di zaman modern ini," katanya.
Pihaknya juga berharap masyarakat bisa mendukung upaya pemerintah dengan memanfaatkan bantuan tersebut untuk kebutuhan konsumsi.
"Ya sebaiknya bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut benar untuk dikonsumsi supaya resesi kita tidak terlalu dalam," katanya.
Baca juga: Wamenkeu: Ekonomi RI negatif sudah diperkirakan sejak Maret 2020
Baca juga: Kadin sebut resesi tidak akan seburuk krisis ekonomi 1998
Baca juga: Anggota DPR ajak semua pihak tetap optimistis hadapi ancaman resesi
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020