• Beranda
  • Berita
  • Menggagas Desa Vokasi untuk pemberdayaan dan penguatan SDM

Menggagas Desa Vokasi untuk pemberdayaan dan penguatan SDM

30 September 2020 11:05 WIB
Menggagas Desa Vokasi untuk pemberdayaan dan penguatan SDM
Peserta Program Vokasi "Company Visit" di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Pabrik Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (FOTO ANTARA/HO-Humas Indocement/2020)

Pendidikan vokasi naik kelas. Tak saja dari sisi kualitas, tetapi juga citra lulusan SMK

"Pendidikan vokasi menempati posisi penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) kita," kata Presiden Joko Widodo saat peresmian Gedung Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah, yang disampaikan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/8) 2020.

Kepala Negara menyatakan krisis kesehatan, yakni pandemi COVID-19 dan ekonomi yang melanda dunia saat ini dan juga masuk ke Indonesia, harus dijadikan momentum mengejar ketertinggalan untuk menyelesaikan masalah fundamental yangg dimiliki dan mempersiapkan startegi besar terutama di pengembangan SDM.

"Di saat puncak bonus demografi di mana usia kerja mendominasi proporsi penduduk Indonesia, artinya kita harus sediakan peluang kerja sebanyak-banyaknya. Kita harus siapkan kapasitas SDM kita agar produktif dan kompetitif," kata Presiden.

Karena itulah, Presiden mendorong pelaku industri dan pendidikan vokasi dapat bersinergi baik, terutama untuk pengembangan SDM.

"Industri-industri kita dorong untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan terutama pendidikan vokasi dan kita dorong untuk bersinergi dengan pelaku usah mikro, kecil dan menengah untuk membangun sinergi kekuatan nasional," katanya.

Dalam kaitan itu, baik industri maupun pendidikan vokasi pun harus terus mengembangkan inovasi model kerja sama.

Masing-masing pihak harus membuka diri untuk berubah guna menemukan cara-cara baru sehingga menemukan model kerja sama baru yang saling menguntungkan dan menghasilkan nilai tambah yang maksimal untuk perekonomian nasional.

Selain penyediaan infrastruktur di dalam kampus dan sekolah, yang juga sangat penting menurut Presiden adalah akses mahasiswa dan pelajar untuk magang. Akses mahasiswa untuk belajar sambil belajar di dalam industri, namun bukan satu dua minggu, minimal paling tidak satu semester.

Sedangkan pelajar dapat belajar di berbagai tempat yang bisa memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat dan industri.

Untuk itu, Presiden mengingatkan bahwa prioritas kabinet Indonesia Maju dalam lima tahun ke depan adalah mengembangkan SDM, infrastrukturnya baik, SDM-nya kuat, kelembagaan dan cara kerja efisien itulah yang menjadi modal untuk bisa keluar dari "middle income trap" (jebakan negara berpendapatan menengah) yang akan bisa membawa Indonesia untuk menjadi negara maju.

Baca juga: Siapkan desa sebagai sumber pangan saat wabah Covid-19

Baca juga: Mendes: Program pembiayaan mikro bantu pemberdayaan desa wisata

Desa Vokasi

Harapan yang disampaikan Presiden itu, salah satunya diejawantahkan oleh kalangan industri, seperti yang dilakukan oleh produsen semen "Tiga Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk.

"Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, kami mendorong terbentuknya Desa Vokasi di desa-desa mitra Indocement yang berada di sekitar kompleks pabrik," kata Direktur Utama (Dirut) Indocement Christian Kartawijaya.

Ia menjelaskan Desa Vokasi merupakan kawasan sentra beragam vokasi usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan lokal.

Melalui Desa Vokasi masyarakat dapat belajar dan berlatih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja dan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber daya yang ada di wilayahnya sehingga taraf hidup masyarakat di wilayah perdesaan lebih meningkat.

"Kegiatan Program Desa Vokasi ini merupakan solusi dari Indocement untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dan pengembangan SDM," katanya.

Direktur SDM dan CSR Indocement Antonius Marcos menambahkan latar belakang Program Vokasi di desa itu landasannya adalah UU No 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Pasal 26 ayat 5: bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri.
Direktur SDM dan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Antonius Marcos (kiri) saat penandatangan Program Teaching Factory Vokasi Industri dengan SMK Wilayah III Cirebon di Unit Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (FOTO ANTARA/HO-Humas Indocement/2020)


Hal itu merujuk pada fakta di lapangan bahwa lulusan SMA yang semestinya melanjutkan ke perguruan tinggi, namun bagi siswa yang dari keluarga kurang mampu maka tidak bisa melanjutkan pendidikan dan menjadi pengangguran.

Demikian juga bagi lulusan SMK yang mestinya mendapatkan pekerjaan, memulai usaha atau melanjutkan ke perguruan tinggi/politeknik, namun ada sebagian yang belum beruntung mendapatkan pekerjaan atau tidak dapat melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi sehingga menjadi pengangguran.

Pada saat yang sama, fakta di perusahaan adalah ingin mempunyai tenaga dan teknisi yang berkompeten dan berpengalaman, mempunyai sarana dan prasarana sebagai lokasi untuk belajar dan praktik dan mempunyai standar prosedur yang aman dan selamat.

Dengan latar belakang itu, maka dilakukan pelaksanaan Program Vokasi di semua unit pabrik yang ada, yakni di Citeureup, Kabupaten Bogor dan Palimanan, Kabupaten Cirebon, keduanya di Jawa Barat, serta di Unit Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Baca juga: Desa menjelma menjadi penggerak ekonomi nasional

Baca juga: Vokasi UI membina 12 desa di Karawang


Kerja sama

Dalam program tersebut dijalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan terkait serta industri lainnya yang terkait.

Sedangkan ruang lingkupnya meliputi (1) praktik kerja industri (prakerin) di Indocement, (2) pemagangan guru di Indocement, (3) "voluntary teaching" di SMK dan di Indocement, (4) kunjungan (company visit) di Indocement, (5) "teaching factory" di Indocement/SMK, (6) "silver expert" di Indocement/SMK serta (7) uji kompetensi di SMK/Tempat Uji Kompetensi (TUK).

Praktik terbaik (good practice) program Vokasi di Indocement berupa komitmen perusahaan (Perjanjian Vokasi), implementasi harus ada dedikasi tim di perusahaan, keterlibatan tim teknis di perusahaan seperti "training department", "technical department", "operation department" dan "quality control".

Selain itu, kunjungan ke SMK, bantuan sarana yang dilakukan secara selektif, perlu kerja sama dan saling dukung antara perusahaan dan SMK serta evaluasi bersama.

Menurut Corporate Social Responsibility & Security Division (CSRS) Manager Indocement Sahat Panggabean Program Vokasi di Unit Citeureup dalam bentuk prakerin pada 2017 diberikan kepada 45 siswa, 2018 (98), 2019 (435) dan 2020 sejak Januari-Maret 2020 sudah dilakukan kepada sebanyak 225 siswa.

Jurusan yang dibuka adalah teknik mesin, listrik, analis kimia, teknik bangunan/desain industri, teknik alat berat serta RPL/teknik komputer/instrument

Kemudian, juga dilakukan pemagangan guru, yakni tahun 2018 untuk 15 guru dan 2019 untuk 25 guru selama dua pekan dengan pembimbing supervisor senior atau kepala seksi dengan agenda pelatihan di kelas berupa profil perusahaan, "safety briefing", proses di pabrik semen, lokakarya, obeservasi, magang dan diskusi kelompok terarah (FGD).

Untuk pelatihan teknik bangunan dan aplikasi semen sejak 30 April-9 Mei 2018 dengan jumlah 24 siswa peserta, "voluntary teaching" di SMKN I Cibinong dan pelatihan operator alat berat untuk masyarakat desa mitra dengan peserta sebanyak 32 orang pada Februari-Maret 2020 dengan narasumber dari Komatsu, Caterpilar, serta karyawan Indocement.

Sedangkan Program Desa Vokasi Unit Tarjun targetnya adalah pria/wanita dengan rentang usia 17-25 tahun, lulusan SMA/SMK sederajat, berasal dari desa mitra, mempunyai nilai sekolah yang cukup baik, dari keluarga yang kurang mampu, belum/tidak dapat meneruskan pendidikan yang lebih tinggi, belum/tidak mempunyai pekerjaan
Peserta pelatihan Program Desa Vokasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Pabrik Tarjun ​​​​​​, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. (FOTO ANTARA/HO-Humas Indocement/2020).


Sedangkan metodenya berkoordinasi dengan SMA/SMK sederajat dan aparat desa yang berada di desa mitra untuk menentukan calon siswa sesuai target guna masuk program vokasi, pendataan minat, bakat dan briefing tujuan vokasi terhadap calon siswa vokasi.

Untuk program pemagangan langsung di lapangan/di tempat kerja sesuai dengan minat dan bakat yang meliputi pengetahuan dasar K3 dan pembinaan mental, teori dan praktik dasar sesuai jenis pekerjaan, pendampingan dan pemagangan (on job training) selama tiga bulan, evaluasi dan kolaborasi dengan lini atau perusahaan rekanan untuk potensi peluang usaha baru.

Selama pelaksanaan program vokasi tahun 2018-2020, total penerima manfaat adalah sebanyak 1.262 orang yang berasal dari desa mitra.

Sedangkan Program Vokasi Unit Cirebon, selain dalam bentuk prakerin, kunjungan industri, juga ada program berupa Sekolah Liburan Indocement (SLI).

SLI yang berlangsung pada 8-12 Juli 2020 diikuti oleh 164 peserta yang terdiri atas pelajar dan guru pendamping yang berasal dari SMP, SMA, SMK, dan pondok pesantren yang berada di sekitar wilayah operasional Indocement serta anak-anak karyawan.

Pabrik Palimanan juga melanjutkan program dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mendorong pengembangan pendidikan melalui program vokasi industri yang berorientasi pada kebutuhan pasar kerja.

Kegiatan kunjungan pada Jumat (11/10) 2020 adalah bagian dari program vokasi industri dengan mengundang 92 murid dan 22 guru pembimbing dari sembilan SMK dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah dalam mempercepat implementasi "link and match" antara dunia pendidikan dengan dunia industri dan dunia kerja.

"Jika dukungan terhadap pendidikan vokasi dilakukan seluruh pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Indonesia, hal itu akan membuat pendidikan vokasi naik kelas. Tak saja dari sisi kualitas, tetapi juga citra lulusan SMK di dunia kerja," katanya.

Sedangkan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan akan membangun 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas pada 2020 sebagai bagian dari usaha pemerintah untuk mendorong pembangunan SDM.

Dalam rentang waktu 2017-2019, Kemnaker telah mendirikan 1.113 BLK Komunitas di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung BLK milik pemerintah di 15 provinsi.

Rencana awal pada 2020 akan dibangun 2000 BLK Komunitas, tapi karena fokus ulang anggaran akibat COVID-19 rencana pembangunan dikoreksi menjadi 1.000 BLK.

Lembaga-lembaga yang menerima bantuan BLK Komunitas akan mendapatkan bantuan berupa pembiayaan pembangunan satu unit gedung bengkel kerja serta peralatan untuk satu kejuruan pelatihan vokasi. Pada 2020, terdapat 24 kejuruan pelatihan vokasi yang dikembangkan di BLK Komunitas.

Baca juga: Program Desa Vokasi dikembangkan Indocement di Kalsel

Baca juga: Pengembangan desa wisata perlu peran humas

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020