"Dengan stres berkurang, darah tidak asam, nyeri berkurang. Faktor psikologis berperan," ujar dokter spesialis penyakit dalam haematologi & onkologi medik di FKUI-RSCM, DR. dr. Cosphiadi Irawan dalam Webinar Caregiving Kanker Payudara, Rabu.
Pasien kanker terutama di tahun pertama umumnya mengalami masa sulit menerima penyakitnya, ada juga yang terkena depresi dan dikhawatirkan tak menjalani pengobatan sesuai jadwal.
Baca juga: Terinspirasi lalapan, mahasiswa UB buat obat kanker mulut dari kemangi
Baca juga: Muntah setelah konsumsi obat kanker, haruskah minum ulang?
Di sini, pasangan bagi pasien yang sudah menikah, lalu keluarga atau orang di sekitar pasien bisa berperan sebagai caregiver.
"Di tahun pertama (pasien) krisisnya sangat dominan. Apakah pasien bisa mampu melawati atau malah masuk ke kondisi yang depresif. Itulah pentingnya keluarga, suami, anak atau siapa saja yang tergerak hatinya membantu pasien kanker," kata Cosphiadi.
Dalam kesempatan itu, Ketua Makasar Cancer Care Community (MCCC) yang juga penyintas kanker payudara, Nurlina Subair mengatakan, pasangan pertama-tama harus memahami kondisi pasien.
Di sisi lain, dokter, relawan misalnya yang tergabung dalam komunitas sosial, bahkan psikolog dan rohaniawan bisa membantu dari sisi psikologis dan spiritual agar pasien menerima secara positif keadaanya.
Dia menyayangkan rekan-rekan seperjuangannya yang akhirnya meninggal dunia tanpa mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
"Di rumah sakit, tidak ada supporting club untuk pasien. Banyak teman-teman seperjuangan yang meninggal (tanpa dukungan orang-orang di sekitarnya)," kata Nurlina.
Baca juga: Ahli gizi: Sebagian besar kanker dipicu pola hidup yang salah
Baca juga: Ahli gizi sarankan penderita kanker konsumsi omega 3
Menurut Cosphiadi, seorang caregiver juga bisa membantu memberikan pemahaman yang mungkin sulit dikomunikasikan dokter mulai dari definisi kesembuhan kanker atau remisi lengkap yakni ditandai gejala klinis yang berkurang, tumor tak ada lagi dan hasil lab normal.
Lalu, pemberian penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien mengenai pengobatan yang harus dia jalani, mendampinginya hingga memotivasinya untuk mengatasi efek samping pengobatan.
"Pasien yang datang dalam kondisi mengalami penyebaran di organ-organ internal misalnya dia sesak napas, ada cairan di paru, nyeri hebat maka dia memerlukan kemoterapi. Tetapi kalaupun ada penyebaran, tetapi gejala tidak ada, kita bisa berikan terapi antihormonal. kalau terjadi resistensi bs diberikan kombinasi yang mempertinggi efikasi terapi.
"Pemahaman dalam kondisi ini diperlukan. Caregiver bisa memberikan semangat, mungkin sampai akhir hidup pasien. Pasien meninggal dalam kondisi tenang, didampingi orang-orang terkasihnya," kata Cosphiadi.
Baca juga: Kenali perlemakan hati yang bisa berujung kanker
Baca juga: Denada akan adakan kelas Zumba untuk anak-anak pejuang kanker
Baca juga: Lima manfaat jeruk untuk kesehatan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020