Direktur Utama PT MRT Jakarta Wiliam Sabandar mengatakan pihaknya mengalami penurunan jumlah penumpang sebagai dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota setelah tiga bulan sebelumnya menjalani fase PSBB transisi.mengalami penurunan menjadi 13.101 penumpang rata-rata per hari
"Di September karena pemberlakuan kembali PSBB yang diperketat ini maka jumlah penumpang mengalami penurunan menjadi 13.101 penumpang rata-rata per hari," kata William dalam forum diskusi virtual yang diselenggarakan oleh MRT Jakarta, Rabu.
Pada Agustus 2020, dalam data yang dipaparkan oleh MRT Jakarta ada sebanyak 524 ribu penumpang dengan rata-rata 15.927 penumpang per hari menggunakan layanan kereta cepat itu.
Lebih lanjut, penurunan sekitar 150 ribu penumpang terlihat dari jumlah akumulasi penumpang di September 2020 yang tercatat sebanyak 366 ribu penumpang hingga Senin (28/9).
Meski mengalami penurunan jumlah penumpang, Wiliam Sabandar menegaskan pihaknya tetap mendukung program pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan tetap bersedia penuh menaati aturan terkait PSBB.
"Kita berharap bahwa PSBB ini dapat efektif menekan kasus COVID-19. Sehingga pada saat nanti direlaksasi, jumlah penumpang MRT Jakarta akan terus berjalan," ujar William.
Selama PSBB beberapa kebijakan juga disesuaikan dalam layanan MRT Jakarta misalnya mulai dari penyesuaian jam operasional, meniadakan gerbong kereta khusus wanita, hingga melarang penumpang menggunakan masker berbahan kain scuba satu lapis saja.
"Sesuai dengan SK Kadishub DKI Jakarta pemberlakuan operasi MRT Jakarta itu kita mulai setiap harinya baik di hari kerja maupun di akhir pekan dari jam 05.00-19.00 WIB. Kemudian selang waktunya itu 10 menit. Jadi tidak ada jam sibuk semua disamakan jadi 10 menit. Good news-nya adalah seluruh stasiun beroperasi," ujar William.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020