Dalam siaran pers IPB University yang diterima di Jakarta, Rabu, Nabila yang merupakan mahasiswi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan itu terus menekuni industri bakery semasa kuliah sehingga harus memulai aktivitas hariannya lebih dini.
Baca juga: Anak pensiunan TNI AD raih lulusan terbaik IPB University
"Saat Praktikum Terpadu ini kami diminta membuat simulasi perusahaan. Dan pada saat itu, setiap hari berangkat ke IPB University jam tiga pagi menggunakan ojek daring dari rumah untuk mempersiapkan roti yang akan dijual pada pagi harinya," kata dia.
Dari pengalaman tersebut, Nabila mengaku belajar banyak hal seperti cara menjalankan sebuah usaha, memimpin, kreatif dalam mempromosikan produk dan lain-lain.
"Di Program Studi Teknologi Pangan, ada yang namanya Praktikum Terpadu di mana seluruh mahasiswa dibagi menjadi empat kelompok usaha. Saya masuk ke kelompok bakery. Kelompok ini mensimulasikan sebuah usaha tetapi dengan skala kecil. Saya mendapatkan amanah sebagai Manager Marketing," katanya.
Nabila selama kuliah juga belajar mengolah makanan dengan teknologi seperti pembuatan nugget, sari buah, selai, bakso dan lain-lain. Ada juga praktikum Evaluasi Sensori yaitu belajar mengevaluasi makanan yang dikonsumsi.
"Sebagai orang Bogor yang kuliah di IPB University, saya memilih untuk tetap tinggal di rumah sehingga setiap harinya pulang pergi kampus-rumah. Selain kuliah, saya juga aktif di berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Sehingga hampir setiap hari pulang malam menggunakan ojek daring. Dan esok harinya harus berangkat untuk kuliah lagi yang sebagian besar jadwalnya jam tujuh pagi," katanya.
Baca juga: Rektor IPB University optimistis alumni jadi pembelajar tangguh
Baca juga: Pengenalan mahasiswa baru IPB pecahkan rekor animasi stop motion
Baca juga: IPB University juara I terbanyak kompetisi mahasiswa Kemendikbud 2020
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020