"Seluruh elemen bangsa juga diharapkan jangan memperuncing perbedaan sejarah kelam," ujar Ketua PD XIII (GM FKPPI) Jatim, Agoes Soerjanto, kepada wartawan dalam rangka menyambut Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober di Surabaya, Kamis pagi.
Menurut dia, sejarah mencatat perjuangan semua elemen masyarakat, baik founding father maupun founding mother mampu meraih kemerdekaan.
"Kita juga menyadari dalam meraihnya terjadi perbedaan pendapat dan persepsi di antara kalangan anak-anak bangsa," ucapnya.
Baca juga: Pengelola Monumen Pancasila Sakti ganti benda sejarah dengan replika
Baca juga: Pancasila harus menyala pada hati tiap individu, sebut Mendikbud
Namun, kata dia, di akhir semua perbedaan pendapat dan persepsi itu, semua anak-anak bangsa telah menyepakati konsesus nasional yakni melahirkan dan tegak lurus menjalankan ideologi Pancasila serta menjaga konstitusi UUD 1945 dan NKRI sebagai bentuk negara.
"Konsensus itu sifatnya final, dan tidak surut karena waktu, ataupun menghadapi tantangan dan gangguan apapun," katanya.
GM FKPPI Jatim menyerukan agar sejarah kelam apapun yang pernah terjadi di Indonesia boleh diingat dan memahaminya sebagai bagian dari sejarah perjalanan membangun bangsa.
Kepada generasi muda, dia mengimbau tak terbebani sejarah kelam, namun harus lantang menegaskan penguatan persatuan, menggelorakan kebhinekaan dan menyerukan menjaga NKRI.
"Mengokohkan Pancasila dan NKRI itu bagian penting komitmen nasional," tuturnya.
Sementara itu, terkait pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang juga diharapkan agar dijadikan momentum rekonsiliasi bersama menyelamatkan NKRI.
"Jadikan ini catatan sejarah baru, bahwa kita mampu mengalahkan egoisme dan menjunjung tinggi kepentingan lebih besar, yakni menyelamatkan NKRI. Kini waktunya bersatu di bawah panji-panji Pancasila melawan COVID-19," katanya.*
Baca juga: Anggota MPR: Ulama turut andil dalam perumusan Pancasila
Baca juga: Sekjen Dewan Masjid Indonesia: Pancasila sudah final
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020