Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama ini memperlihatkan keseriusan pihak produsen yang telah mengambil langkah proaktif dan upaya konkret untuk mendukung pengelolaan sampah.
Dalam kolaborasi ini, pihak swasta mendukung kegiatan penambangan sampah (landfill mining) pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang,. Sampah plastik diproses menjadi material yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF) pengganti batu bara di industri semen.
Director of Supply Chain PT Unilever Indonesia Rizki Raksanugraha mengungkapkan permasalahan sampah terutama sampah plastik merupakan isu pelik yang membutuhkan perhatian dan kerja sama lintas sektor, termasuk pihak swasta.
Secara global, Unilever berkomitmen untuk paling lambat pada tahun 2025 akan mengurangi setengah dari penggunaan virgin plastic atau plastik baru dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik secara absolut sebanyak 100 ribu ton dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang.
Selain itu, Unilever juga terus membantu mengumpulkan (collect) dan memproses (process) lebih banyak kemasan plastik daripada yang dijualnya.
Untuk turut mewujudkan dunia yang bersih dari sampah plastik, Unilever Indonesia telah menerapkan berbagai strategi, mulai dari hulu ke hilir rantai bisnisnya. Dari hulu, perusahaan mengembangkan dan menerapkan desain produk dengan pendekatan mengurangi plastik (less plastic), plastik yang lebih baik (better plastic) dan tanpa plastik (no plastic).
Baca juga: Jakpro buka peluang kolaborasi dalam pengembangan ITF
Baca juga: Bekasi ajukan dana hibah ke DKI Rp718 miliar Direktur PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Lilik Unggul Raharjo mengatakan SBI sebagai produsen semen menyambut baik kerja sama dengan Unilever Indonesia, sebagai pihak produsen pertama yang terlibat dalam kolaborasi ini.
"Dengan misi sejalan untuk melestarikan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang optimal dan terintegrasi, Unilever Indonesia akan terlibat dalam mendukung operasional proses crushing dan drying di fasilitas kami untuk turut memastikan bahwa kapasitas dan kualitasnya dapat terus ditingkatkan," kata dia.
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan proyek percontohan penambangan sampah untuk menjadi RDF di TPST Bantargebang dimulai sejak 2019.
"Sumber sampah yang digunakan berasal dari Zona IV yang berusia lebih dari 10 tahun," kata Asep.
Asep menjelaskan, proses untuk mengubah sampah ini menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan pada fasilitas TPST Bantargebang, lalu dikirim ke lokasi pabrik PT SBI untuk dicacah (crushing) dan dikeringkan (drying) guna menghasilkan RDF yang berkualitas.
"Project ini diperkirakan akan menghasilkan RDF sekitar 1.000 ton per bulan. 80-90 persennya terdiri dari sampah plastik," katanya.
Baca juga: Cegah corona, asosiasi pemulung desak pemerintah lindungi warga TPST
Baca juga: DKI Jakarta manfaatkan gas metana tekan emisi gas rumah kaca
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020