"Inisiatif ini merayakan batik, kain kebanggaan Indonesia, dengan membagikannya kepada lebih banyak audiens, memudahkan pembelajaran dan membantu industri lokal untuk berkembang," kata Amit Sood, Direktur Cultural Institute and Art Project di Google, dalam siaran virtual, Kamis.
"Dengan melakukannya, kami juga ingin menunjukkan rasa hormat kepada keterampilan seni, kreativitas, dan ketangguhan orang-orang Indonesia, khususnya para seniman yang melestarikan kerajinan ini," ujarnya melanjutkan.
Halaman Batik di Google Arts & Culture saat ini berisi lebih dari 1.100 tekstil Indonesia dalam resolusi ultra-tinggi yang ditangkap dengan Art Camera. Koleksinya meliputi 900 batik (45 pola batik baru), 200 tradisi tekstil Indonesia lainnya (seperti ikat, ulos, dan songket).
Adapun 23 cerita digital yang mendalam pilihan kurator ahli, materi edukasi yang terintegrasi dan dapat diunduh bagi para pengajar, pelajar, dan orang tua, serta sorotan UKM batik lokal.
Kepala Hubungan Publik Asia Tenggara, Google Asia Tenggara, Ryan Rahardjo menambahkan, selain dapat diakses oleh masyarakat luas, pihaknya juga merekomendasikan laman ini untuk dapat diakses oleh pelajar dengan rentang usia 11-14 tahun, agar dapat mengenal batik melalui gawai bersama orang tua.
"Yang dibutuhkan hanya gawai dan internet, untuk lesson pack ini bisa dipelajari pelajar bersama dengan keluarga, terkait memahami batik dalam waktu 60 menit, yang meliputi sejarah, teknik, simbol, pattern, dan DIY," kata Ryan.
"Ada extra discovery dengan waktu 45 menit mengenai desain, warna, words search dan kuis menarik dan interaktif juga. Diharapkan ini bisa jadi education resource untuk belajar tentang batik," ujarnya melanjutkan.
Selain itu, terdapat pula Google Street View yang memungkinkan pengguna mengunjungi Museum Tekstil Jakarta secara virtual (virtual tour), sebagai tambahan bahan belajar yang bisa dinikmati pengguna.
Digitalisasi Google untuk batik juga meliputi pelatihan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor batik melalui lokakarya Gapura Digital.
"Google dan tim telah melatih lebih dari 50 pakar batik melalui lokakarya Gapura Digital untuk membantu mereka memajukan bisnis melalui media digital," imbuh Ryan.
Sementara itu, pengguna bisa mengakses laman Batik tersebut dengan mengunjungi Google Arts and Culture, dan mencari "Batik" di kotak pencarian Google Arts and Culture, atau dengan klik https://artsandculture.google.com/project/indonesian-textiles
Baca juga: Menperin sebut batik sebagai "high fashion," duta budaya RI
Baca juga: Hari Batik Nasional, Kedubes Inggris luncurkan batik persahabatan
Baca juga: Krisdayanti hingga Dian Sastrowardoyo ucapkan Hari Batik
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020