• Beranda
  • Berita
  • Jadi area terparah wabah COVID-19 di Eropa, Madrid akan "lockdown"

Jadi area terparah wabah COVID-19 di Eropa, Madrid akan "lockdown"

1 Oktober 2020 19:27 WIB
Jadi area terparah wabah COVID-19 di Eropa, Madrid akan "lockdown"
Pegawai rumah sakit La Paz melakukan aksi protes meminta tambahan petugas kesehatan di rumah sakit, perawatan primer dan panti jompo, ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Madrid, Spanyol, Senin (25/5/2020). (REUTERS/JUAN MEDINA)

Wilayah ini bukanlah pembangkang, dan akan secara ketat mematuhi semua perintah. Namun, ya, kami akan ke pengadilan [...] untuk memperjuangkan hak-hak warga Madrid,

Kawasan otonom Madrid di Spanyol, yang menjadi area wabah COVID-19 terparah di Eropa, akan ditutup di bawah aturan karantina wilayah (lockdown) dalam beberapa hari mendatang setelah pemimpin wilayah itu setuju untuk patuh pada perintah pemerintah pusat, Kamis.

Wilayah Madrid mencatatkan 859 kasus per 100.000 penduduk, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selama kemunculan kembali infeksi virus corona di Spanyol--yang dalam gelombang pertama sempat menjadi salah satu negara dengan kasus terbanyak.

Rasio kasus COVID-19 di wilayah Madrid tercatat dua kali lipat dibandingkan rasio kasus secara nasional, yang kini mencapai 769.188 kasus, yang tertinggi di Eropa Barat, dengan kematian sebanyak 31.791 kasus.

Baca juga: Real Madrid dan Atletico bantu masyarakat yang terkena dampak COVID-19
Baca juga: Spanyol terbuka kembali bagi turis mulai Juli


Pemerintah pusat Spanyol pada Rabu (30/9) malam memutuskan untuk memberlakukan kembali aturan baru karantina wilayah untuk Madrid, yang berpenduduk total lebih dari tiga juta orang.

Keputusan itu awalnya membuat geram otoritas wilayah, karena kekhawatiran mengenai dampak terhadap kehidupan masyarakat di kota yang terkenal dengan bar, restoran, dan banyak turis di masa-masa normal itu.

Namun Kepala Wilayah Madrid, Isabel Diaz Ayuso, kemudian menyatakan di hadapan dewan kewilayahan bahwa ia tidak mempunyai pilihan lagi selain mengikuti keputusan karantina wilayah tersebut, meskipun akan pula mengajukan banding secara hukum.

"Wilayah ini bukanlah pembangkang, dan akan secara ketat mematuhi semua perintah. Namun, ya, kami akan ke pengadilan [...] untuk memperjuangkan hak-hak warga Madrid," kata Isabel.

Madrid dan sembilan kota sekitarnya akan menutup perbatasan untuk para penduduk dari luar yang ingin masuk untuk urusan tak penting, kecuali untuk bekerja, sekolah, kunjungan dokter, dan berbelanja. Jam malam berlaku untuk bar dan restoran dimajukan menjadi pukul 23.00, dari sebelumnya 01.00.

Pemerintah Spanyol mengusulkan rencana untuk menutup pula taman dan area bermain, namun otoritas setempat dapat memberlakukannya kemudian.

Otoritas Madrid diberi waktu hingga Jumat (2/10) malam untuk mempublikasikan rincian aturan mengenai karantina wilayah, termasuk waktu pemberlakuan.

Aturan karantina wilayah baru ini diberlakukan oleh pemerintah pusat untuk semua kawasan kota di Spanyol dengan jumlah penduduk sedikitnya 100.000 jiwa, yang mencatatkan rasio 500 kasus per 100.000 penduduk dalam 14 hari terakhir.

Sejauh ini, aturan itu berarti hanya diterapkan di wilayah Madrid dan satu wilayah lainnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Spanyol catat 31.428 kasus tambahan COVID-19 sejak Jumat
Baca juga: Diego Simeone positif tertular COVID-19

Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020